• Rabu, 27 September 2023

Peneliti BRIN Siti Zuhro Sebut Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai Politik

- Rabu, 13 Juli 2022 | 06:47 WIB
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro.(Dok/Antara/Wahyu Putro A)
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro.(Dok/Antara/Wahyu Putro A)


SINAR HARAPAN - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak partai politik (parpol) pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Masyarakat justru mengharapkan partai politik yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat, kata Siti di Jakarta, Selasa 12 Juli 2022 malam.

"Orang Indonesia tidak menghendaki partai banyak; yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," katanya.

Baca Juga: Peneliti BRIN Siti Zuhro Memprediksi Peluang Partai Politik Baru Lolos ke Parlemen Kecil

Fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, lanjutnya, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," ia menjelaskan.

Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera. Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.

Baca Juga: Tujuh Sekjen Parpol Nonparlemen Siap Hadapi Pemilu 2024

Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.

Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," ujarnya.

Baca Juga: Peneliti: Ketentuan Ambang Batas 20 Persen Bikin Pusing Parpol

Dia mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.

Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung.

"Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," Siti menambahkan.***

Editor: Norman Meoko

Sumber: Antara

Tags

Terkini

X