• Rabu, 27 September 2023

Disebut Langgar Tatanan Demokrasi, Jokowi Bilang Dirinya Telah Sesuai UU Terkait Data Intelijen Parpol

- Selasa, 19 September 2023 | 14:32 WIB
Presiden Jokowi (tengah) didampingi Menhan Prabowo Subianto (kedua kiri), KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kanan), Dirut Defend Id Bobby Rasyidin (kiri) dan Dirut PT Pindad Abraham Mose (kanan) memberikan keterangan pers di PT Pindad, Bandung, Selasa (19/9/2023).(Antara/Ricky Prayoga))
Presiden Jokowi (tengah) didampingi Menhan Prabowo Subianto (kedua kiri), KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kanan), Dirut Defend Id Bobby Rasyidin (kiri) dan Dirut PT Pindad Abraham Mose (kanan) memberikan keterangan pers di PT Pindad, Bandung, Selasa (19/9/2023).(Antara/Ricky Prayoga))


SINAR HARAPAN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa dirinya telah bertindak sesuai dengan Undang-undang terkait dengan isu data intelijen partai politik yang dinilai beberapa pihak melanggar tatanan demokrasi.

"Gimana melanggar, kan Undang-undang (mengamanatkan) laporannya ke presiden, silakan coba dicek," kata Jokowi di sela-sela kunjungan PT Pindad Bandung, Jawa barat, Selasa, 19 September 2023.

Jokowi menegaskan bahwa data-data tersebut rutin didapatkannya dari badan intelijen berbagai instansi terkait berbagai persoalan.

Baca Juga: Analis Politik Sebut Pilihan Politik Demokrat Dukung Prabowo Melawan Identitasnya Sendiri

"Saya itu rutin mendapatkan laporan baik dari Kepolisian, Bais TNI, BIN, itu rutin mendapatkan laporan baik berkaitan dengan politik, ekonomi, medsos. Itu rutin, dan semua presiden itu sama," ucapnya.

Sebelumnya, presiden menyatakan mengantongi data intelijen soal partai politik saat menghadiri Rapat Kerja Nasional relawan Sekretariat Nasional Jokowi di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 16 September 2023.

"Saya tahu dalamnya partai seperti apa. Ingin mereka menuju ke mana saya juga ngerti," kata Jokowi, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Disebut PKB Dukung Prabowo-Erick Thohir, Jokowi Lagi-lagi Tegaskan Capres-cawapres Itu Urusan Partai Politik

Dia menyatakan tiga pemilu ke depan akan sangat menentukan nasib Indonesia apakah akan menjadi negara maju atau stagnasi.

Pernyataan presiden itu pun mendapatkan sorotan dari berbagai pihak seperti politisi Senayan serta berbagai lembaga swadaya masyarakat seperti koalisi masyarakat sipil untuk reformasi sektor keamanan yang mengecam tindakan intelijen negara yang menjadikan partai politik sebagai objek dan target pemantauan.

Mereka menilai hal itu sebagai ancaman bagi demokrasi. Koalisi tersebut terdiri dari Imparsial, PBHI, Amnesty International, YLBHI, Kontras, Centra Initiative, Elsam, Walhi, ICW, HRWG, LBH Masyarakat dan Setara Institute.

Baca Juga: Soal Menteri Cekik Wakil Menteri, Jokowi Bantah Tidak Ada Peristiwa Itu dalam Rapat Terbatas di Istana

"Ini merupakan masalah serius dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Tidak boleh dan tidak bisa dalam negara demokrasi," kata Ketua PBHI Julius Ibrani dalam keterangan resminya, Sabtu (16/9).***

Editor: Norman Meoko

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X