SINAR HARAPAN--Hari Minggu (25/12/2022) besok umat Kristiani di seluruh dunia kembali merayakan Natal, sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran Jesus Kristus. Dibandingkan tahun lalu, perayaan Natal tahun ini diharapkan lebih hidmat dan meriah karena tekanan pandemi Covid-19 sudan lebih terkendali dan perekonomian pun semakin pulih.
Penyebaran Covid-19 sudah sangat landai, ditandai angka penurunan kasus baru yang konstan dalam sebulan terakhir. Pemerintah bahkan sudah mempersiapkan diri untuk menyatakan pandemi telah berakhir. Jika demikian, selanjutnya Covid-19 akan menjadi endemi, hidup bersama dalam keseharian kita, seperti lazimnya influenza dan semacamnya.
Suasana yang membaik dan makin longgar diharapkan memberi peluang bagi ummat Nasrani bisa merayakan Natal dengan lebih hidmat, semarak dan penuh suka cita. Meski sejatinya perayaan Natal itu upaya untuk meneladani penderitaan Jesus Kristus yang berkorban untuk keselamatan manusia. Maka semeriah apapun ummat merayakannya, tak bisa melupakan misi ilahiyahnya.
Perayaan Natal pada hakekatnya tidak terletak pada ramainya pesta, melainkan lebih pada bagaimana ummat Kristiani mampu merenungkan kembali kelahiran Jesus dengan misi ilahiahnya dan meneladaninya. Jesus membawa nilai-nilai agung, yaitu kesederhanaan, kepedulian dan pengorbanan. Tiga nilai luhur tersebut sekaligus merupakan hakikat misi perjuangan Jesus dalam menyelamatkan manusia.
Jesus dilahirkan dalam suasana dan lingkungan yang sangat sederhana serta menjalani kehidupan pribadinya secara sederhana pula. Ia sangat peduli terhadap sesama, membantu mereka yang kurang mampu, menyembuhkan penyakit dan memberikan minum orang-orang yang haus. Ia kemudian mengorbankan diri bagi keselamatan kaumnya yang menghadapi keserakahan, kekejaman dan penindasan.
Nilai-nilai luhur itu sangat relevan untuk diimplementasikan dalam kehidupan kita sekarang. Apalagi bagi kita di Indonesia yang masih terus berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta berusaha mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain. Apabila umat Kristiani mau meneladani dan mewujudkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari, niscaya akan memberikan sumbangan besar bagi terciptanya kehidupan dunia yang damai, adil dan sejahtera.
Kesederhanaan, kepedulian dan pengorbanan merupaan nilai-nilai kemanusiaan yang sangat diperlukan dalam suasana keprihatinan ini. Perayaan yang menonjolkan kemewahan justru tidak cocok dan seakan tidak berempati kepada mereka yang sedang menderita.
Umat Kristiani justru diharapkan meneladani jalan hidup Jesus yang sederhana dan tidak erfoya-foya. Kesederhanaan itu mudah diucapkan namun sangat sulit dilakukan, apalagi bagi mereka yang terbiasa bergelimang kemewahan dan serba berkelebihan. Kesederhanaan merupakan sikap terpuji karena menunjukkan empati kepada kaum yang hidup kekurangan dan kesusahan.
Kesederhanaan juga menunjukkan sikap yang peduli kepada sesama, bahwa di sekeliling kita masih banyak orang yang perlu memperoleh uluran tangan. Misi ini terlalu penting untuk diabaikan bila kita meneladani jalan hdup Jesus yang sangat peduli kepada kaum papa, melalui tutur katanya yang bijak, melalui kedua tangannya yang membantu masyarakat.
Ia juga berkorban demi keselamatan kaum dan umat manusia. Dalam konteks kehidupan sekarang, pengorbanan sangat diperlukan demi kebaikan hidup bersama. Setidaknya, setiap kita dituntut untuk bersedia berkorban dengan mengurangi sikap ego, bersedia menselaraskan diri dengan masyarakat sekeliling agar kita bisa hidup berdampingan secara damai.
Merayakan Natal dalam terang Ilahi mestinya menawarkan persahabatan berlandaskan cinta kasih, yang merupakan panggilan bagi kita untuk keluar dari sekat-sekat suku, budaya, agama, dan lain-lain. Bagi umat Kristiani panggilan tersebut merupakan suatu komitmen untuk menjadi murid sejati, yang mempraktikkan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, Gereja, dan masyarakat.
Bila para pemimpin ummat beragama senantiasa mengedepankan pesan-pesan damai dan kesediaan berbagi, hal tersebut memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kita meyakini, ummat Kristiani di Indonesia akan terus mengembangkan partisipasi dan kontribusinya bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat seluruhnya.
Natal kali ini hendaknya menjadi momentum perenungan bersama. Bila umat Kristiani mau meneladani dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, niscaya akan memberikan sumbangan besar bagi terciptanya kehidupan dunia yang damai, adil dan sejahtera. Selamat Natal.***
Artikel Terkait
5 Destinasi Wisata Seru Nan 'Instagrammable' di Hong Kong, Asyik Buat Lokasi Liburan Natal dan Tahun Baru
Tips Cemal-cemil Saat Liburan Natal dan Tahun Baru, Agar Gula Darah Tak Melonjak
Kapasitas Gereja Katedral Jakarta Mencapai 2.180 Orang untuk Ibadah Natal
Pantauan Udara Polri, Arus Lalu Lintas Tol Cipali H-2 Libur Natal Ramai Lancar
Gereja Katedral Jakarta Siapkan Tempat Parkir Bagi Jemaat Misa Natal