SINARHARAPAN--Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas) tak cukup hanya menyatakan kaget melihat perkembangan harga-harga kebutuhan pokok rakyat yang melambung. Ia perlu melakukan langkah terobosan yang tepat dan konsisten.
Setidaknya Zulhas memulai hari pertama sebagai Menteri Perdagangan dengan benar. Tidak hanya duduk di belakang meja, namun meninjau perkembangan harga di pasaran. Semestinya ia nanti mendorong para pejabat di Kemendag untuk turun ke lapangan bukan sibuk di belakang meja.
Pada hari pertama sebagai Kemendag Zulhas meninjau langsung Pasar Cibubur, Jakart Timur, mengecek perkembangan harga barang kebutuhan rakyat. Beras, telur, minyak daging, dan lainnya.
Zulhas mengaku kaget dengan kondisi harga pangan di Pasar Cibubur. "Saya shock. Pembeli ngeluh, yang dagang juga ngeluh," katanya di depan wartawan, Kamis (16/6). Terjadi kenaikan di hampir semua komoditas pangan, kecuali beras.
Ini baru soal harga kebutuhan pokok. Tapi soal harga kebutuhan pokok itu pengaruhnya sangat besar karena memicu inflasi. Juga kemampuan beli konsumen tertekan. Rakyat makin susah kalau harga-harga melambung tak terkenali.
Padahal banyak kalangan menilai Zulhas menghadapi sejumlah pekerjaan rumah (PR) di Kemendag karena banyaknya persoalan yang terjadi di instansi itu. Persoalan internal dan eksternal.
Publik mencatat di Kemendag juga terjadi banyak kasus penyalahgunaan wewenang yang berujung pada persoalan hukum. Sebut saja keterlibatan Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrashari Wisnu Wardhana (IWW) dalam pemberian ijin ekspor kelapa sawit dan produk turunannya.
IWW sekarang ditahan Kejaksaan Agung, juga penasehat ekonominya, Lin Che Wei serta beberapa pengusaha.
Kejaksaan Agung juga memeriksa dan menahan beberapa orang terkait impor besi dan baja, yang juga melibatkan pejabat Kemendag. Kasus-kasus seperti itu menunjukkan betapa mudahnya pejabat Kemendag melakukan penyimpangan dan terlibat sogok menyogok.
Kasus-kasus seperti itu akan terus muncul sepanjang tidak terjadi perubahan mentalitas para pejabat dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Zulhas menghadapi tantangan besar, baik internal maupun eksternal.
Perlu ditunggu gebrakannya. Kalau hanya sekali dua kali melakukan sidah ke pasar, itu hanya langkah kosmetik yang tidak membawa perubahan apa-apa. (BC)