PADA tahun 1980-an akhir. Gubernur Provinsi Jambi, Drs. Abdurahman Sayuti, bertanya kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)-nya, “Saudara melaporkan bahwa Pendapatan Bruto Daerah Provinsi Jambi, termasuk daerah yang makmur di Indonesia. Hal ini terjadi karena banyak perkebunan : sawit, karet, teh, dan penangkapan ikan laut. Tetapi kenapa masih banyak yang miskin di Provinsi Jambi?”.
Walhasil pertanyaan Bapak Gubernur itu baru dapat dijawab, setelah pejabat ikut pendidikan atau training singkat selama satu minggu untuk para pejabat BAPPEDA Daerah Provinsi dari seluruh Indonesia, yang dilaksanakan oleh Departemen Keuangan RI, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Sebelumnya, para pejabat dari Departemen Keuangan dan Bappenas, mereka ikut Kuliah Kerja Tentang Tabel Arus Dana (Flow of Fund Table), yang dilatih oleh Prof. DR. James Dussenberry, seorang Ahli Tabel Arus Dana, pada Universitas Harvard, Universitas yang terkenal di dunia. Setelah selesai seminggu pelatihan itu, maka kepada para peserta oleh Prof. DR. James Dussenberry diberikan Certificate sebagai ahli menghitung Tabel Arus Dana (Flow of Fund Table).
Prof. DR. James Dussenberry minta kepada penulis, tiga orang staff dari Departemen Keuangan RI untuk mengirim mereka ke Universitas Harvard untuk lebih mendalami pengetahuan tentang Tabel Arus Dana.
Setelah mereka bertiga pulang dari Universitas Harvard, karena mereka sudah ahli menghitung Tabel Arus Dana, lalu ketiga mereka ini kami kirim ke Biro Badan Pusat Statistik, pada waktu itu belum menjadi Badan Pusat Statistik, maka sayang sekali gayung tidak bersambut.
Ketika ada keluhan Gubernur Jambi itu, penulis minta penjelasan BPS, maka di temukan jawaban. “Bahwa betul banyak dibangun perkebunan sawit oleh investor-investor dari Jakarta di Provinsi Jambi. Akibatnya ada keuntungan, maka semua uang keuntungan itu ditransfer atau di kirim ke Jakarta. Dan uang yang tinggal di Jambi hanyalah uang upah, dan gaji dari karyawan-karyawanya yang orang Jambi.
Secara hitungan Pendapatan Regional Domestik Bruto (PRDB) Provinsi Jambi, betul meningkat, karena produk kebun sawit. Dan, angka ini menambah angka PRDB Jambi. Akan tetapi uang keuntungannya semua dikirim ke Jakarta. Jadi orang Jambi tetap miskin, meskipun PRDB-nya menaik?.
Moral dari cerita singkat ini, ialah bagaimana supaya membuat rakyat di seluruh NKRI menjadi kaya? Maka marilah baca juga Tabel Arus Dana, dan buatlah kebijakan-kebijakan yang secara nyata bisa membuat rakyat daerah menjadi kaya. (Marzuki Usman)
Penulis adalah ekonom senior dan pendiri pasar modal.