Dirgahayu TNI, Tetaplah Bersama Rakyat

- Selasa, 5 Oktober 2021 | 17:06 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA--Langit Jakarta pada Selasa (5/10) kemarin diwarnai demonstrasi udara oleh belasan pesawat tempur dan helikopter militer milik Tentara Nasional Indonesia (TNI). Demontrasi udara tersebut menjadi bagian rangkaian acara peringatan hari ulang tahun TNI ke-76 yang tahun ini dipusatkan di Istana Merdeka. Di tengah pandemi Covid saat ini, upacara peringatan tetap digelar namun pesertanya terbatas.

Presiden Joko Widodo bertindak sebagai inspektur upacara dengan protokol kesehatan yang ketat. Dalam pidatonya Presiden Jokowi menekankan peran strategis TNI di setiap era perjuangan bangsa. "Kesigapan TNI ini juga saya minta untuk selalu diaktifkan dalam menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalisme, terorisme, ancaman siber dan ancaman biologi, termasuk juga ancaman bencana alam," ucap dia.

Ditandaskan pentingnya transformasi pertahanan yang harus terus dilanjutkan untuk meletakkan pondasi, bagi pembentukan kapabilitas pertahanan modern yang relevan dengan perkembangan teknologi militer terkini. Sehingga TNI dapat bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang mampu berperan di lingkungan strategis regional maupun global.

Jokowi juga menyinggung masalah kemanunggalan TNI dengan rakyat. Ia menegaskan prajurit dan perwira TNI harus tetap menjadi pondasi utama transformasi pertahanan. Yaitu, TNI yang manunggal dengan rakyat, dengan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang defensif aktif dengan pertahanan berlapis dan memetakkan lompatan teknologi militer dan investasi pertahanan yang terencana.

Sejatinya, kemanunggalan TNI dengan rakyat tetap menjadi landasan perjuangan ke depan. TNI lahir dari rakyat dan berjuang untuk rakyat. Sejauh ini kepercayaan rakyat terhadap TNI masih tetap tinggi, bahkan dalam beberapa survei terlihat kepercayaan rakyat terhadap TNI palig tinggi dibandingkan lembaga-lembaga negara lainnya.

Hasil survei nasional yang dilakukan Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) yang dipublikasikan pada Agustus lalu menunjukkan, TNI menjadi lembaga yang paling dipercaya oleh publik. "Secara general, berkaitan dengan konteks lembaga negara, TNI masih nomor satu dengan basis kepercayaan yang cukup tinggi yaitu di angka 84,9 persen," kata Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam, Selasa (3/8).

Skor untuk TNI lebih tinggi dari lembaga kepresidenan (79,8 persen), pemerintah daerah (76,3 persen), Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperoleh angka sama 73,4 persen.

Kepercayaan public terhadap TNI berbanding terbalik dengan lembaga-lembaga politik seperti partai politik dan Dewan Perakilan Rakyat. Dalam survey Indostrategic tadi, misalnya, kepercayaan public terhadap DPR hanya 60,3 persen,  dan partai politik 58,3 persen.

Tingginya kepercayaan public terhadap TNI tersebut agaknya menggambarkan besarnya harapan rakyat. TNI diharapkan tetap berperan dan berkontribusi dalam setiap upaya pemecahan masalah bangsa dan negara. TNI kini berperan sebagai kekuatan pertahanan negara, yang tetap dilibatkan dalam penanganan masalah ketertiban dan keamanan dalam negeri apabila diminta membantu Polri.

Artinya, TNI baru terlibat aktif bila diminta. Namun rakyat juga menyaksikan banyaknya aktifitas prajurit TNI di tengah rakyat, misalnya dalam penanganan bencana, termasuk dalam penanganan pandemic saat ini.

Maka posisi TNI tetap sangat penting dan tidak mungkin diabaikan. Apalagi menghadapi ancaman global yang semakin kompleks. TNI harus memiliki kemampuan persenjataan yang canggih. Kita menyaksikan, perlahan tapi pasti di sekitar wilayah Indonesia kini berkembang rivalitas negara-negara besar beserta aliansinya yang berpotensi menimbulkan ancaman.

Misalnya, munculnya aliansi AUKUS, yang ditandatangani Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Aliansi tersebut akan mendukung kemampuan militer Australia untuk membangun delapan kapal selam nuklir. Di lain pihak, pemerintah China mengecamnya dan menuding aliansi tersebut bisa merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir'.

Di tengah situasi tersebut TNI harus bersiaga menghadapi ancaman yang tidak ringan. TNI harus memperkuat diri dan diperlengkapi dengan persenjataan modern. Dukungan rakyat tidak perlu diragukan. Kita tidak ingin berperang. Kita bangsa damai. Namun bila ancaman datang, kita harus memiliki kemampuan yang memadai untuk membela diri. Dirgahayu TNI. (bc)

Editor: editor1

Tags

Terkini

Teka – Teki Minang Lagi ?

Selasa, 30 Mei 2023 | 10:42 WIB

Teka – Teki Urang Minang ?

Selasa, 23 Mei 2023 | 08:36 WIB

Pingsan, Melihat Bidadari?

Selasa, 16 Mei 2023 | 09:13 WIB

Obsesi Masa Kanak-Kanak (Childhood Obsesion)?

Selasa, 9 Mei 2023 | 10:33 WIB

Jokowi, Jalan Rusak dan Sentilan Bima Yudho

Sabtu, 6 Mei 2023 | 16:31 WIB

Menetapkan “Sekolah Libur?”

Selasa, 2 Mei 2023 | 05:57 WIB

“Hidup Berakal, Mati Beriman!”

Rabu, 26 April 2023 | 07:20 WIB

“Ingin Tahu!”

Selasa, 18 April 2023 | 06:04 WIB

Mahfud MD Cawapres Kuda Hitam

Senin, 10 April 2023 | 06:00 WIB

Negeri yang Berlagak?

Selasa, 4 April 2023 | 06:10 WIB
X