PRESIDEN Joseph Robinette Biden Jr atau Joe Biden yang menggantikan Presiden Donald Trump, Rabu 20 Januari 2021 (waktu AS), menghadapi masalah yang tidak ringan.
Di dalam negeri, dia harus mempersatukan masyarakat yang terbelah. Di luar negeri, membangun kembali kepercayaan dan kerjasama yang sempat terpuruk akibat sikap nasionalisme dan unilaterisme Presiden Trump.
Puluhan juta pendukung Trump tersebar di berbagai negara bagian. Dalam laman Austin American Statesman mereka menyatakan, Trump seorang pengusaha. Berjiwa nasionalis. Berusaha membuat negaranya menjadi nomor satu dan jaya kembali.
Para pendukung Trump juga ada yang berlatar belakang agama, ras dan mendukung Israel. Mereka mendukung kebijaksanaan negaranya di Timur Tengah yang mengucilkan Iran.
Trump akan dicatat sebagai presiden dari partai Republik yang gagal untuk memperpanjang jabatan masa.
Sepanjang sejarah politik AS hanya ada sepuluh presiden yang gagal, termasuk Richard Milhouse Nixon karena di-impeach. Gerald Rudolph Ford pengganti Nixon yang kemudian kalah dalam Pilpres, serta George Herbert Walker Bush, ayah George Walker Bush (presiden ke 43-44, 2001-2009).
Biden yang berlatar belakang politisi didukung partai Demokrat, mesti mencari rumusan yang sejalan dengan keinginan para pendukung Trump. Meningkatkan insentif dan membangkitkan perekonomian yang terpuruk akibat COVID-19.
Memfasilitasi hubungan negara-negara Arab-Israel. Kembali terlibat dalam pakta enam negara untuk mengikat pembangunan nuklir Iran. Mengurangi sikap unilateral dengan a.l. bergabung dengan WHO.
Media berperan besar dalam menjatuhkan Trump. Media menghukumnya sebagai presiden yang bertingkah laku dan berucap sembarangan, tidak seperti para presiden yang terdahulu. Trump juga disebut merusak demokrasi.
Media mengabaikan gagasan Trump yang dengan lantang berkata...America First dan Make America Great Again. Media melakukan framing? Media balas depan karena Trump melawan kekuatan wartawan peliput Gedung Putih? Atau media khawatir bila Trump menang, peran twitter, instagram akan terus menguat?
Sepertinya ada sesuatu di balik kekalahan Trump. Mungkinkah industri keuangan? Farmasi? Lobi China?