Oleh : Marzuki Usman
Ketika masa Periode Tahun 1950-an, penulis lagi menuntut Ilmu di Sekolah Rakyat – SR, pada waktu itu. Sekarang, sudah menjadi Sekolah Dasar – SD, di Dusun (Desa) Mersam, Ibu Kota – Kecamatan Mersam, Keresidenan, Jambi, Provinsi Sumatera Tengah. Pada waktu itu, rakyatnya hidup dari alam sekitarnya. Misalnya, makanan ikan, tersedia banyak pada Sungai Batanghari, yang lebarnya antara 300 meter sampai dengan 500 meter. Dengan demikian, untuk rakyat Dusun Mersam, cukup tersedia Protein Hewani - Ikan.
Orang Dusun Mersam, sudah biasa menangkap ikan dengan kedua tangannya, disebut “Mengecal”. Atau ditangkap ikannya, dengan : Pancing, Sekap dari Bambu, atau dengan alat, seperti : Jala, Tangkul, semacam alat penangkap ikan, dan sebagainya. Alat penangkap ikan yang berada di : sungai, rawa-rawa, danau-danau kecil, disebut Lebung! Dengan demikian, rakyat Dusun Mersam, cukup terpenuhi Protein Hewani dari : Ikan, Kancil, Kerbau, Sapi dan sebagainya.
Demikian juga, untuk mainan anak-anak. Di Dusun Mersam, pada waktu itu belum ada alat-alat permainan buatan dari pabrik, seperti : Boneka, Mobil-mobilan, Kapal : Terbang, Sungai, dan Laut, belum sampai ke Dusun Mersam.
Baca Juga: Ujar Gus Dur?
Oleh karena itu, anak-anak kecil yang berumur antara 6 tahun, sampai umur belasan tahun, mereka memanfaatkan kekayaan alam disekitarnya, untuk dijadikan mainannya sehari-hari. Bahkan mereka juga memanfaatkan hewan-hewan menjadi mainannya, seperti : Sapi, Kerbau, Kelabang (Lipan), Lintah, Monyet dan sebagainya.
Penulis ingin menceritakan bagaimana anak-anak di Dusun Mersam pada waktu itu memanfaatkan Kelabang (Lipan), yakni dengan memotong lehernya, dan hilang kepalanya, dan tinggal badannya. Kelabang yang sudah kehilangan kepalanya itu, masih bisa hidup sampai 6 hari. Maka Kelabang itu kami jadikan main-mainan.
Diantara teman-teman penulis ada juga yang Jahil. Mereka suka mengganggu anak-anak lain, lebih khusus anak perempuan, yang biasanya langsung berteriak kaget, maka teman-teman yang lain pada ketawa.
Baca Juga: NYELEKIT > MARAH ?
Sekarang, hal seperti ini sudah tidak ada lagi di kampung-kampung di Provinsi Jambi. Karena, sudah banyak mainan-mainan dari luar negeri? Maka yang beruntung, adalah pabrik-pabrik mainan anak-anak dari luar negeri? Kata Sohib penulis, pengusaha dari Surabaya berujar, “Kasian deh lo, mainan saja diimpor dari luar negeri! Kenapa tidak, mainan Lipan itulah yang di ekspor?”
Jakarta, Setelah HUT NKRI ke 78
Artikel Terkait
Danau Air Tawar Pada Gunung Tujuh, Danau Tertinggi Di Dunia, Di Kabupaten Kerinci, Jambi
Wafat Karena Disedot Lintah
Orang Kaya Mersam Pada Tahun 1930-an?
Menanggapi Era Kecerdasan Buatan, Masa Depan yang Menjanjikan atau Pemicu Masalah Baru?
Jubah Hitam, "Tuhan Menyayangi Mahluknya"
Barang Langka, “Es Batu?”
Mainan Kelelawar (Kampret)?
NYELEKIT > MARAH ?
Ujar Gus Dur?
Kalahkan Thailand, Timnas Putri Hari Ini Hadapi Iran Untuk Catat Sejarah di Piala Asia