• Senin, 25 September 2023

Orang Kaya Mersam Pada Tahun 1930-an?

- Selasa, 11 Juli 2023 | 09:50 WIB
Orang Kaya Mersam Pada Tahun 1930-an? (foto: BAKOLANTANG.COM )
Orang Kaya Mersam Pada Tahun 1930-an? (foto: BAKOLANTANG.COM )

Oleh : Marzuki Usman

Pada Tahun 1980-an di Departemen Keuangan R.I, yang pada waktu itu Menteri Keuangan adalah Bapak Prof. DR. Ali Wardhana. Dan, dalam rangka untuk menaikan kwalitas bekerjanya Pejabat Departemen Keuangan, Beliau mengadakan Kerjasama dengan Harvard University, suatu Universitas yang terkenal di dunia, untuk melatih dan atau mendidik pegawai Departemen Keuangan R.I. Maka, di tanda tanganilah Perjanjian antara Departemen Keuangan R.I, dengan Badan Riset dari Universitas Harvard, yakni Harvard Institute for International Development (H.I.I.D). Maka, oleh lembaga HIID, menunjuk Prof. DR. Malcom Gillis untuk bekerja di Departemen Keuangan R.I. Dan, oleh Bapak Menteri Keuangan. Penulis, yang sehari-harinya bertugas sebagai Asisten Staf Pribadi (SPRI) Menteri Keuangan, Bapak Drs. Arief Djauri, MA, ditugaskan juga untuk menolong / membantu Prof. Gillis supaya Beliau bisa enak bekerjanya.

Pada suatu hari, Beliau ini saya undang untuk melihat Dusun Mersam, Jambi, yang dimana penulis bermukim disitu, sampai lulus Sekolah Rakyat (SR). Dan, setelah itu penulis meninggalkan Dusun Mersam, untuk bersekolah kepada Lembaga yang lebih tinggi dari Sekolah Dasar (SD).

Ketika Prof. Gillis, sampai kerumah orang tua saya di Dusun Mersam itu, lantas Beliau bertanya, “Bagaimana kamu Marzuki Usman, bisa sampai ke Universitas Duke di Amerika?”. Penulis menjawab. “Dimana ada Kemauan, disitu ada Jalan!”. Dan, penulis jelaskan kepada Beliau bahwa, kakek penulis pada tahun 1930-an sudah menjadi orang kaya, karena menanam karet pada waktu itu.

Baca Juga: Wafat Karena Disedot Lintah

Menurut ayah penulis, bahwa pada tahun 1930-an orang-orang Dusun Mersam, karena menanam karet, maka mereka menjadi orang kaya. Kakek penulis membeli biji karet, dengan menaiki kapal layar ke Singapura. Kemudian, kakek penulis dan teman-temannya, membuka hutan untuk menanam karet. Para Beliau itu, pada kebingungan karena Penjajah Belanda, itu memberi Kupon kepada setiap petani karet itu. Hal ini, berarti setiap bulan, Beliau-Beliau itu menerima uang, sesuai dengan luas kebon karetnya. Dan, Penjajah Belanda tidak peduli, “Apakah kebon karet orang Dusun Mersam itu, diambil getahnya, atau tidak, tetap saja setiap bulan menerima uang Kupon sesuai dengan luas kebonnya”.

Hasilnya, orang-orang Dusun Mersam menjadi orang-orang kaya, karena kelimpahan uang dari Penjajah Belanda itu. Maka, Beliau-Beliau itu pada pergi Haji ke Mekah, dan bermukim di situ selama beberapa tahun. Keluarga kakek penulis, sekeluarganya bermukim selama tiga tahun di Mekah, Beliau juga membeli rumah di kota Mekah. Paman penulis pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu. Dan, ayah penulis fasih berbahasa Arab.

Orang kaya di Dusun Mersam pada waktu itu membangun rumah dengan membeli gentengnya dari Singapura. Dan, orang yang terkaya di Dusun Mersam itu, pada waktu itu dia ngelinting uang Belanda, untuk di rokokkan sambil berujar, “Nah Belanda itu, sudah kita kalahkan!”. Karena, saking kayanya, tidak tahu lagi bagaimana membelanjakan uangnya. Barangkali dalam sejarah manusia, kebodohan seperti ini pernah terjadi di Dusun Mersam saja?

Baca Juga: Danau Air Tawar Pada Gunung Tujuh, Danau Tertinggi Di Dunia, Di Kabupaten Kerinci, Jambi

Belakangan, ketika penulis sudah kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Gahaj Mada (UGM), rupanya Penjajah Belanda itu, punya Kebun Karet yang luas sekali di Sumatera Utara. Dengan memberi Kupon kepada orang Melayu, di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan, tidak lagi menderas kebon karetnya, karena sudah ada uang dari Kupon itu. Artinya, kebun karet Belanda tidak terganggu produknya. Jadi siapa yang bengak, alias bodoh?.

Jakarta, Menyambut Kembalinya Jamaah Haji

Marzuki Usman

Editor: Yuanita SH

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Upaya Merebut Hati Pemilih Muda

Kamis, 21 September 2023 | 21:00 WIB

Aek Mati, Apa Itu?

Selasa, 19 September 2023 | 09:50 WIB

Peluang Besar Anak Muda DKI Jakarta Memutus Politik Uang

Sabtu, 16 September 2023 | 11:34 WIB

Dangdut Mendunia !!!

Selasa, 12 September 2023 | 09:20 WIB

Dilema Prabowo

Selasa, 5 September 2023 | 10:00 WIB

Lintah Barabai?

Selasa, 5 September 2023 | 09:04 WIB

Menunggu Langkah Kuda SBY

Sabtu, 2 September 2023 | 10:00 WIB

Mainan Kelabang (Lipan?)

Selasa, 22 Agustus 2023 | 08:07 WIB

Ujar Gus Dur?

Selasa, 15 Agustus 2023 | 09:34 WIB

NYELEKIT > MARAH ?

Selasa, 8 Agustus 2023 | 14:30 WIB

Mainan Kelelawar (Kampret)?

Selasa, 1 Agustus 2023 | 10:41 WIB

Barang Langka, “Es Batu?”

Selasa, 25 Juli 2023 | 08:01 WIB

Jubah Hitam, "Tuhan Menyayangi Mahluknya"

Selasa, 18 Juli 2023 | 11:29 WIB
X