'Absolute Advantages' (Kebolehan Absolut) Lawan 'Comparative Advantages' (Kebolehan Kepandaian)

- Selasa, 7 Maret 2023 | 07:20 WIB
Marzuki Usman.(Dok/sinarharapan.co)
Marzuki Usman.(Dok/sinarharapan.co)

Oleh: Marzuki Usman

Pada tahun 1973 penulis lagi kuliah di Department of Economis (Fakultas Ekonomi di Duke Unversity (Universitas Duke) di Kota Durham, Provinsi Carolina Utara (North Carolina). Penulis mengikuti Mata Kuliah Teory Pembangunan Ekonomi (Economics Development Theory). Pada waktu itu, oleh Prof DR Daniel Graham dibahas tentang Topik, “Absolute Advantages Versus Comparative Advantages”.

Di negara-negara maju, sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh banyak perusahaan yang memanfaatkan kebolehan dan kepandaian, karena dengan kepandaian Ilmu pengetahuan maka kualitas barangnya menjadi lebih baik.

Hasil akhirnya, barang-barang produk itu disukai oleh banyak konsumen. Beliau mengambil contoh pengadaan jalan-jalan tol dan jalan ekspres di seluruh negara bagian (provinsi) di Amerika Serikat dibiayai langsung oleh setiap provinsi di Amerika Serikat.

Karena kepandaian manusia maka jalan-jalan tol itu bisa dilewati oleh kendaraan-kendaraan: mobil sedan, mobil jeep, mobil truk besar hingga mobil bus besar. Sehingga mobilisasi barang-barang di Amerika Serikat menjadi cepat dan dengan volume angkutan yang besar-besar sekali. Akibatnya, negara Amerika Serikat semakin maju dan rakyatnya semakin kaya.

Sebaliknya, di negara-negara yang sedang berkembang (developing countries), kebanyakan teknologinya masih dikuasai oleh absolute advantages (kebolehan absolute), artinya secara alamiah barang itu sudah ada di situ. Ambillah contoh hasil hutan seperti kayu jati, bulian dan tembesu. Demikian juga dengan hasil seperti ikan, kancil dan rusa. Barang-barang ini secara alamiah sudah berada di setiap meter persegi di Indonesia.

Akibatnya, barang-barang ekspor negara-negara yang sedang berkembang itu tidak memerlukan teknologi yang canggih. Secara alamiah, produsennya memanfaatkan kebolehan absolute saja dan tidak perlu berusaha untuk memiliki kebolehan advantages.

Akibat lebih lanjut, negara-negara yang termasuk negara, Kelompok kebolehan absolute, mereka secara ekonomi pastilah dikalahkan oleh negara-negara yang memanfaatkan comparative advantages (kebolehan kepandaian).

Oleh karena itu, negara seperti China, mereka bekerja keras untuk mengubah sistem ekonomi dari kebolehan absolut menjadi sistem ekonomi, kebolehan kepandaian (comparative advantages). Semenjak tahun 1993, karena China tidak boleh alias ditolak menjadi anggota WTO (World Trade Organization) karena diadang oleh Amerika Serikat. Maka, China mulai tahun 1993 mengirim China-China muda untuk mengambil gelar doktor. Setiap tahun 500.000 (setengah juta) orang ke negara-negara: Amerika Serikat, Canada, Australia, Inggris, Jerman, Prancis, dan Belanda, serta negara-negara Skandinavia.

Hal itu berarti, mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2024, berarti China sudah memiliki lulusan doktor sebanyak setengah juta, dari negara-negara tersebut di atas, setiap tahun selama sebanyak 24 tahun dikalikan dengan lulusan doktor per tahunnya 500.000 orang. Berarti sekarang ini, China sudah memiliki doktor-doktor lulusan Amerika Serikat sebanyak 12 juta orang. Demikian juga dengan doktor lulusan Inggris, Kanada, Prancis dan Australia, sama juga seperti jumlah lulusan Amerika Serikat.

Maka tidaklah heran lagi, kenapa China bisa membuat kapal untuk memecah es di Kutub Utara. Sehingga, barang ekspor China ke Eropa akan membanjiri negara-negara di Eropa. Dan, China juga sudah meluncurkan bengkel ke angkasa luar. Penulis berkhayal kapan NKRI kita bisa menyalib pertumbuhan Ekonomi  China. Insya Allah pada suatu waktu. Amin.

Jakarta, Medio November 2022, Menyambut Hari Maulid Nabi Muhammad SAW.

Editor: Norman Meoko

Sumber: opini

Tags

Terkini

Awak Masih Merangkak! Orang Lain Sudah Berlari!!!

Selasa, 21 Maret 2023 | 07:52 WIB

AS Gagal di Eropa, Peringatan Bagi Asia

Kamis, 16 Maret 2023 | 11:38 WIB

Berengkes Ikan Tempoyak?

Selasa, 14 Maret 2023 | 07:36 WIB

Kebijakan Jemput Bola?

Selasa, 28 Februari 2023 | 06:03 WIB

Pamer Kekayaan dan Hancurnya Revolusi Mental Jokowi

Senin, 27 Februari 2023 | 15:00 WIB

Siapa Wang Huning?

Kamis, 23 Februari 2023 | 06:08 WIB

Mengurai Kemacetan Jakarta hingga Akar Masalah

Sabtu, 18 Februari 2023 | 13:47 WIB

Orang Amerika Serikat Manusia Juga? (Tolong Menolong!)

Selasa, 14 Februari 2023 | 07:16 WIB

Bengak Kerbau? dan Kandang Babi?

Selasa, 7 Februari 2023 | 07:23 WIB

Anies, Agenda Perubahan dan Tembak Mati Koruptor

Rabu, 1 Februari 2023 | 21:53 WIB

Kacang Kalengsong?

Selasa, 31 Januari 2023 | 06:01 WIB
X