Oleh : Marzuki Usman
Peristiwanya, telah terjadi pada Era Tahun 1970-an. Pada waktu itu, penulis sudah diberi kepercayaan oleh Bapak Menteri Keuangan R.I, Bapak Profesor DR. Ali Wardhana, sebagai Direktur Direktorat Investasi, dan Kekayaan Negara (Direktorat IKN), Departemen Keuangan R.I. Pada waktu itu, penulis masih sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan Pangkat Golongan IIIc. Semestinya, untuk menjadi Pejabat Eselon II, Pangkat minimum, paling sedikit berpangkat Golongan IVb. Tetapi, karena Beliau adalah sebagai Menteri Keuangan R.I, boleh saja mengangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang masih PNS Golongan IIIc, karena Beliau menggunakan wewenangnya sebagai Menteri!.
Penulis sebagai Direktur Investasi dan Kekayaan Negara (Direktorat IKN), penulis pergi ke Provinsi Jambi, termasuk Kunjungan Kerja ke Tanah Kelahiran Penulis, yaitu Desa Mersam, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi.
Di Tanah Kelahiran penulis itu, disana banyak terdapat Hutan Belantara yang kaya dengan pelbagai jenis pohon seperti : Kayu Besi (Kayu Bulian), Kayu Tembesi, dan sebagainya. Dan, juga banyak Binatang liar seperti : Harimau, Gajah, Babi, Ikan Air Tawar, dan sebagainya.
Pada waktu itu, isteri penulis ikut juga kesana, sekaligus menikmati kekayaan alam seperti pohon-pohon : Bulian, Tembesi, Beringin, dan sebagainya. Dan, juga kekayaan Hewani seperti : Harimau, Gajah, Rusa, Babi, Ikan-ikan sungai, dan ikan-ikan laut.
Baca Juga: Dangdut Mendunia !!!
Pada saat makan bersama sanak dan keluarga, Sanak dan keluarga berteriak-teriak, “Minta Aek (Air) Mati, Iyo!” . Dan, isteri penulis seketika menjadi ketakutan, “Apa itu Aek Mati?”. Karena bicara-bicaranya sangat seru sekali, “Minta Aek Mati Iyo !!!”.
Untung sekalli, istri penulis di jelaskan oleh sanak saudara, “Aek Mati itu, adalah Air yang sudah direbus, sehingga kuman-kumannya sudah pada mati, sehingga air itu, sudah aman untuk di-minum!.
Karena dia, sebagai Orang Jawa “menyebut kata-kata, mati itu, adalah seram sekali!. Dan, kata-kata itu hanyalah untuk hewan saja!”.
Baca Juga: Lintah Barabai?
Dengan penjelasan itu, maka kapan kami berkunjung lagi ke Dusun Mersam di Jambi itu, isteri penulis tidak lagi terkejut dengan kata-kata Aek Mati!. Rupanya orang Mersam itu masih memiliki adat dan istiadat. Benarlah kata pepatah, “Masuk Kandang Kambing, kita mengembek. Dan, masuk Kandang Sapi, kita harus pandai, melenguh!” Kata pepatah Melayu lagi, “Lain Kandang, Lain Pula Hewannya”. Dan, “Lain Lubuk – Lain Pula Ikannya!
Jakarta, Medio September 2023
Artikel Terkait
Kalahkan Thailand, Timnas Putri Hari Ini Hadapi Iran Untuk Catat Sejarah di Piala Asia
Mainan Kelabang (Lipan?)
Mereka yang menanti pemulihan hak korban di Talangsari
Senior Citizen (Warga Negara Senior) ≠ Old Men (Manusia Lanjut Usia - Lansia)
Duet Anies-Cak Imin Perlihatkan Kuatnya Pengaruh Jokowi dan Surya Paloh
Menunggu Langkah Kuda SBY
Lintah Barabai?
Dilema Prabowo
Dangdut Mendunia !!!
Peluang Besar Anak Muda DKI Jakarta Memutus Politik Uang