• Senin, 25 September 2023

Duet Anies-Cak Imin Perlihatkan Kuatnya Pengaruh Jokowi dan Surya Paloh

- Jumat, 1 September 2023 | 09:00 WIB
Ilustrasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Foto: Ruang Politik) (Ruang Politik)
Ilustrasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Foto: Ruang Politik) (Ruang Politik)

SINAR HARAPAN--Tiba-tiba saja angin bertiup kencang dan mengubah arah koalisi cakal Capres dan Cawapres. Perkembangan ini mungkin saja membingungkan bagi banyak kalangan, namun dinamika politik ini justru menarik untuk diikuti kelanjutannya.

Perubahan arah angin terlihat dari sejumlah perkembangan beberapa hari terakhir. Pertemuan Prabowo Subianto dengan Airlangga Hartarto tampaknya memperlancar jalan ke arah penetapan Capres dan Cawapres yang akan diusung Koalisi Indonesia Maju. Sangat mungkin Prabowo akan menggandeng Airlangga dalam pertarungan pemilihan Presiden/Wakil Presiden pada Februari 2024 mendatang.

Arah itu menjadi menguat karena Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang sejak lama mendekat ke Prabowo justru dikabarkan akan menjadi pendamping Anies Baswedan. Kabar ini sangat mengejutkan karena beberapa bulan terakhir sangat kencang spekulasi pasangan Anies-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tentu saja, kabar terbentuknya duet Anies-Cak Imin sangat menohok Partai Demokrat. Partai besutan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini bereaksi keras terhadap kabar penetapan Muhaimin sebagai Cawapres Anies. Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyebut penetapan duet tersebut mengkhianati Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan Piagam Koalisi yang telah disepakati ketiga parpol," kata Teuku dalam siaran pers Demokrat yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut Teuku, pada Selasa (29/8) malam, di NasDem Tower, Jakarta, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cak Imin sebagai bakal cawapres Anies. "Malam itu juga, bakal capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu," kata Teuku.

Sehari kemudian, sambung dia, pada Rabu (30/8) Anies tidak menyampaikan secara langsung keputusan tersebut kepada pimpinan tertinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat sebagai parpol yang tergabung dalam KPP.

Betapapun marahnya petinggi Demokrat, pilihan Surya Paloh patut diacungi jempol. Ia menjaga hubungan dengan Jokowi dengan memilih tokoh pendukung setia seperti Muhaimin. Surya juga memperhitungkan aspek elektabilitas, menarik tokoh darah biru Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa yang memiliki basis luas. Meski itu bukan jaminan mengingat hubungan Muhaimin dengan PBNU tidak harmonis, demikian pula  dengan keluarga Gus Dur.

Hari ini, Jumat (1/9/2023) pengurus DPP Partai Demokrat mengadakan rapat di kediaman SBY. Mereka akan mentukan sikap atas penetapan duet Anies-Cam Imin. Di lapangan juga terjadi perkembangan menarik. Para kader Demokrat dikabarkan menurunkan ratusan baliho Anies-AHY yang sudah dipasang di beberapa tampat.

Berbeda dengan Demokrat, reaksi PKS lebih kalem. PKS tampaknya akan tetap setia mendukung Anies, siapapun yang nanti akan mendampinginya sebagai Cawapres. Almuzammil Yusuf, salah satu Ketua DPP PKS, menyatakan partainya tetap memegang keputusan hasil Musyawarah Majelis Syuro VIII, yang mendukung pencalonan Anies.

Dengan demikian, bisa diperhitungkan bahwa perpecahan dalam KPP pendukung Anies akan melebar. Tapi Nasdem Nasdem bersama PKB dan PKS tetap bisa melampaui ketentuan presidential threshold. Bagaimana dengan Partai Demokrat? Ini akan menarik diikuti dalam beberapa hari ke depan.

Perkembangan terakhir ini makin memperjelas arah koalisi dan pasangan Capres/Cawapres yang akan bertarung nanti. Selain Anies-Muhaimin, sangat mungkin terbentuk pasangan Prabowo-Airlangga. Tinggal menunggu siapa calon Wapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo. Namun siapapun yang akan dipilih, sangat bisa diperhitungkan bahwa pendamping Ganjar pasti direstui Presiden Joko Widodo. Bisa Erick Thohir, Sandiaga S Uno atau tokoh lainnya.

Ketiga pasangan tersebut, bila benar-benar terbentuk, memperlihatkan kuatnya pengaruh Jokowi dalam penentuan pasangan Capres/Cawapres. Jokowi tentu tidak menghendaki pasangan Anies-AHY, dua tokoh yang berada di luar barisan pendukungnya. Padahal Jokowi sangat jelas menyatakan siapapun penggantinya nanti harus melanjutkan program pembangunan yang sudah dirintis, termasuk Ibukota Negara Nusantara.

Masuknya Cak Imin ke kubu Anies menjadi masuk akal, betapa Jokowi dan Surya Paloh memainkan peran besar dalam proses ini. Cak Imin adalah pendukung Jokowi. Sebagaimana Prabowo, Airlangga, Ganjar dan pendampingnya nanti.

Halaman:

Editor: Banjar Chaeruddin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Upaya Merebut Hati Pemilih Muda

Kamis, 21 September 2023 | 21:00 WIB

Aek Mati, Apa Itu?

Selasa, 19 September 2023 | 09:50 WIB

Peluang Besar Anak Muda DKI Jakarta Memutus Politik Uang

Sabtu, 16 September 2023 | 11:34 WIB

Dangdut Mendunia !!!

Selasa, 12 September 2023 | 09:20 WIB

Dilema Prabowo

Selasa, 5 September 2023 | 10:00 WIB

Lintah Barabai?

Selasa, 5 September 2023 | 09:04 WIB

Menunggu Langkah Kuda SBY

Sabtu, 2 September 2023 | 10:00 WIB

Mainan Kelabang (Lipan?)

Selasa, 22 Agustus 2023 | 08:07 WIB

Ujar Gus Dur?

Selasa, 15 Agustus 2023 | 09:34 WIB

NYELEKIT > MARAH ?

Selasa, 8 Agustus 2023 | 14:30 WIB

Mainan Kelelawar (Kampret)?

Selasa, 1 Agustus 2023 | 10:41 WIB

Barang Langka, “Es Batu?”

Selasa, 25 Juli 2023 | 08:01 WIB

Jubah Hitam, "Tuhan Menyayangi Mahluknya"

Selasa, 18 Juli 2023 | 11:29 WIB
X