SINAR HARAPAN-- Tari Jepin massal yang merupakan budaya Melayu, mewarnai peringatan HUT ke-251 Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, yang diikuti oleh ribuan kalangan, yakni dari unsur masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemkot setempat, Minggu (23/10/2022).
"Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, sehingga kita bisa merayakan peringatan HUT ke-251 Kota Pontianak, salah satunya dengan berjepin massal hari ini," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak.
Peringatan HUT ke-251 Kota Pontianak dengan tema "Pontianak Kuat dan Hebat" dengan tari Jepin massal, kata dia, maka melambangkan kekompakan seluruh masyarakat dalam membangun Pontianak.
"Di sini para tamu dan masyarakat berbaur untuk berjepin massal yang juga melambangkan perayaan dan kebersamaan Kota Pontianak. Serta memaknai hari jadi dengan semangat perubahan, layaknya keberanian pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman,” kata Edi Rusdi Kamtono.
Tari Jepen memiliki kemiripan dengan kesenian tari dari daerah lain di Nusantara, seperti Tari Zapin di Sumatra, tari Dana, tari Bedana atau tari Zevin yang semuanya berasal dari masyarakat suku Melayu yang tinggal tersebar di pulau-lulau lain di seluruh Nusantara.
Tari Jepen ini biasanya diiringi oleh musik tradisi yang disebut Tingkilan, memiliki ciri khas ragam gerak yang tidak dimiliki oleh tari sejenis di daerah lain. Ragam gerak dalam tari Jepen dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis daerah Kutai.
Dari segi musik, pengaruh alat musik kontemporer tidak bisa dihindari. Meski demikian, bukan berarti menghilangkan secara penuh musik tradisional.
Dikutip dari Wikipedia, kelompok tari kreasi jepin yang banyak bermunculan di berbagai daerah masih menggunakan musik tradisional yang disebut dengan musik tingkilan sebagai musik yang mengiringi pementasan tari jepen. Tingkilan adalah seni musik khas suku Kutai. Kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu.
Alat musik yang digunakan adalah Gambus, ketipung, kendang, dan biola. Musik Tingkilan disertai pula dengan nyanyian yang disebut betingkilan, yang berarti bertingkah-tingkahan atau bersahut-sahutan.
Tantangan
Sementara itu, Yeni salah seorang peserta tari Jepin mengaku senang bisa menjadi salah satu peserta berjepin massal dalam merayakan HUT ke-251 Kota Pontianak itu.
"Karena tantangan dalam berjepin massal ini, kami dituntut bisa seirama dan gerakan juga harus kompak dalam berjepin yang merupakan budaya Melayu ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pontianak kembali mengajak kepada seluruh warga Kota Pontianak untuk menghindari konflik dan mari bersatupadu dalam membangun Pontianak agar lebih maju lagi dari sekarang.
"Semoga Kota Pontianak ke depannya semakin kuat dan hebat, karena tanpa partisipasi dari warga atau semua pihak, mustahil Pontianak akan maju seperti sekarang ini dan kedepannya," katanya.
Menurut dia, dalam perkembangannya Pemkot Pontianak terus berbenah dalam meningkatkan pembangunan di segala bidang, mulai sektor pendidikan, kesehatan, sarana dan prasana, serta peningkatan pelayanan publik, termasuk sektor dunia usaha.
"Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi saat ini sebesar 4,6 persen setelah sempat minus 3,9 persen lebih di masa pandemi COVID-19," ujarnya.
Begitu juga dengan indeks pembangunan manusia(IPM) yang saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan ditargetkan di tahun ini bisa mencapai 80, dari sebelumnya 79,93. Dan begitu juga angka kemiskinan turun dari sebelumnya 4,7 menjadi 4,3, katanya.
"Untuk itu, sekali lagi saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama dalam membangun Kota Pontianak agar lebih maju lagi ke depannya," demikian Edi Rusdi Kamtono.
Artikel Terkait
Maestro Tari Legong Bulantrisna Djelantik Meninggal Dunia
Tari "Jakarta Bangkit" Jadi Pembuka Pencanangan HUT ke-494 Ibu Kota
Ada Barong, Ondel-ondel, Tari Bali, Dubes RI Ikut Parade Budaya Indonesia di Festival Pelabuhan di Jepang