SINAR HARAPAN - PSIKOLOG Grace E. Sameve, M.A, M.Psi, menyarankan orang-orang melakukan teknik pernapasan 456 guna membantu menenangkan diri saat mengalami emosi yang intens sekaligus mengatur napas.
"Tujuannya meregulasi ulang pernapasan agar lebih teratur, untuk menghadapi emosi-emosi intens atau tiba-tiba muncul dan kita tidak tahu itu apa," ujar dia dalam webinar "Cegah dan Atasi Tantrum pada Anak, Tingkatkan Performa si Kecil di Sekolah", Rabu.
Dia mengatakan, pertama, pastikan dulu anak sudah dalam situasi aman misalnya dengan menitipkan pada pasangan.
Anak yang berada dalam kondisi aman akan memudahkan orang tua yang ingin melakukan teknik pernapasan 456 berkonsentrasi dan menenangkan diri.
Baca Juga: Psikolog: Waspada, Media Sosial Bermanfaat Buat Remaja Namun Bisa Akibatkan Hal-hal Negatif Berikut
Langkah berikutnya, dalam posisi duduk atau berdiri, seseorang dapat mencoba menutup mata agar konsentrasinya tidak terganggu.
Selanjutnya, cobalah menarik napas lewat hidung empat detik hitungan, lalu menahannya selama lima detik hitungan kemudian buang napas lewat mulut selama enam detik hitungan.
"Ini umumnya perlu dilakukan beberapa kali karena kalau pertama kali masih agak kagok atau menghitungnya kecepatan karena masih emosinya tinggi banget," tutur Grace
Grace menegaskan, tujuan melakukan teknik pernapasan ini untuk mengatur ulang keteraturan pernapasan.
Baca Juga: Hubungan Tak Disetujui oleh Orangtua? Simak Tips Mendapatkan Restu dari Psikolog Klinis Berikut
Menurut dia, saat seseorang mengalami emosi yang intens atau meluap-luap disadari atau tidak biasanya menyebabkan napas menjadi tidak teratur (biasanya lebih cepat).
Cara ini, sambung dia, mungkin itu tidak dapat menyelesaikan semua masalah tetapi menjadi langkah awal atau pertolongan pertama dalam mencari solusi misalnya berlatih mengenali emosi atau menjalani konseling.
"Umumnya akan lebih tenang supaya kita bisa mengambil keputusan apa yang harus dilakukan selanjutnya dengan lebih wise atau tidak dipengaruhi emosi intens yang kita rasakan," demikian kata Grace.
Berbagai penelitian menunjukkan pengalaman emosi seseorang kompleks dan ini terkadang menyebabkan detak jantung jadi lebih cepat, pipi menjadi merah dan pernapasan tidak teratur.***
Artikel Terkait
Psikolog UI: Pentingnya Waktu Luang Ayah untuk Anak Meski WFH
Psikolog UI: Batasi Konsumsi Informasi Negatif Dapat Cegah Stres
Psikolog: Keluarga Berperan Penting Atasi Masa Sulit Pandemi
Kim Seon Ho Tersandung Isu Aborsi, Ini Pesan Psikolog
Psikolog Membuat Peta Tubuh Halusinasi Pertama Kalinya
Psikolog: Ini Empat Langkah Mudah Terapkan ‘Self Love‘
Geger Ibu Tega Aniaya Anak Hingga Tewas, Ini Penjelasan Cara Mengatasi Depresi Menurut Psikolog Klinis
Psikolog: Gangguan Kepribadian Amber Heard 'Sangat Peduli Citra' dan 'Cenderung Perlakukan Orang dengan Kejam'
Psikolog: Johnny Depp Lakukan Kekerasan Seksual ke Amber Heard Saat Cemburu pada James Franco atau Elon Musk
Psikolog: Waspada, Media Sosial Bermanfaat Buat Remaja Namun Bisa Akibatkan Hal-hal Negatif Berikut