SINAR HARAPAN - Twitter Inc menggandeng firma hukum di Amerika Serikat, Wachtell, Lipton, Rosen and katz, untuk menuntut Elon Musk karena tidak jadi membeli perusahaan media sosial itu.
Menurut laporan Reuters, Senin 11 Juli 2022, kabar ini tersiar dari seorang sumber yang mengetahui perkara ini. Twitter menuntut agar sang miliuner menyelesaikan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS tersebut.
Menurut sang sumber, Twitter akan mengajukan berkas ke pengadilan di Delaware dalam pekan ini.
Baca Juga: Elon Musk Caplok Twitter Rp634 Triliun, Karyawan Twitter Khawatirkan Jadi Korban PHK
Wachtell, Lipton, Rosen and Katz memperkuat tim hukum Twitter, yang saat ini terdiri dari Simpson Thacher and Bartlett LLP dan Wilson Sonsini Goodrich and Rosati.
Twitter menolak berkomentar atas isu ini. Sementara firma hukum itu belum menanggapi pertanyaan Reuters.
Elon Musk, bos mobil otonom Tesla, pekan lalu mengumumkan mundur dari pembelian Twitter karena platform media sosial tersebut gagal memberikan informasi soal jumlah akun palsu.
Ketua dewan Twitter, Bret Taylor, secara terang-terangan melalui media sosial menyatakan mereka akan menempuh langkah hukum.
Wachtell, Lipton, Rosen and Katz pernah menjadi penasihat hukum Elon Musk ketika dia ingin menjadikan Tesla sebagai perusahaan tertutup pada 2018. Saat itu, Musk mengaku sudah mendapatkan dana sebesar 72 miliar dolar AS untuk menjadikan Tesla perusahaan tertutup.
Musk tidak pernah menindaklanjuti rencana tersebut.***
Artikel Terkait
Bos Tesla Elon Musk Jadi Pemegang Saham Terbesar Twitter
Twitter Siapkan 1 Kursi di Dewan Direksi untuk Elon Musk
Bos Tesla Elon Musk Sebut 'Secara Teknis' Mampu Membeli Twitter, Tapi....
Media Sosial Truth Besutan Trump Segera Dirilis, untuk Melawan Raksasa Medsos Twitter, Facebook, dan YouTube
Trending! Komentator Badminton Legendaris Oma Gill aka Gill Clark Bikin Akun Twitter, Disambut Meriah Warganet
Pakai Nomor Telepon Pengguna untuk Iklan Bikin Twitter Didenda Rp2,1 T, Elon Musk: 'Sangat Memprihatinkan'
Facebook dan Twitter Hapus Video Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe yang Tersebar