SINAR HARAPAN - KASUS Kanti Utami (35), seorang ibu yang tega menggorok leher anaknya di Brebes, Jawa Tengah, memicu rasa ngeri soal efek depresi yang bisa diderita seseorang.
Karena tekanan ekonomi dan permasalahan hidup, sang ibu tega menyayat leher anaknya. Akibatnya, satu dari ketiga anak meninggal sedangkan dua yang lain berhasil selamat setelah menyelamatkan diri di kamar dengan mengunci pintu.
Depresi memang menjadi masalah yang tak terhindarkan, terlebih selama pandemi. Data yang dipublikasikan Riskesdas pada tahun 2018, menyebutkan 12 juta penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun mengalami depresi dan 19 juta penduduk di atas 15 tahun mengalami masalah gangguan mental emosional.
Baca Juga: Remaja Perempuan Lebih Rentan Depresi Selama Pandemi
Sayangnya masalah gangguan mental seperti depresi di Indonesia hingga saat ini masih seperti fenomena puncak gunung es. Akibat stigma atau cap buruk kepada pengidap masalah kesehatan mental, orang yang membutuhkan bantuan akhirnya menutup diri karena takut menghadapi risiko pelabelan dan pengucilan dari sekitarnya.
Psikolog klinis Enditiara Yuli Pratiwi, M. Psi mengatakan depresi adalah kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti, merasa bersalah, menarik diri, serta kehilangan minat dan kesenangan.
Dalam kasus Kanti Utami, sejauh ini memang belum bisa dipastikan kekerasan yang dilakukannya akibat depresi atau gangguan mental lainnya. Hingga kini, kasus masih dalam penyelidikan polisi.
Baca Juga: Studi: Orang Narsis Lebih Kuat Hadapi Stres dan Depresi
"Penyebab depresi bisa karena genetik, karena diasuh dan dibesarkan oleh orang tua yang depresi, tekanan hidup, dan kurang ada support system," jelas Enditiara pada Sinar Harapan Rabu, 23 Maret 2022.
Depresi yang tidak tertangani bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit fisik seperti gangguan pencernaan bahkan jantung. "Depresi juga bisa menyebabkan kerusakan otak sehingga menyebabkan turunnya fungsi kognitif otak, menyebabkan susah menjalin hubungan dengan orang lain, bahkan bisa menyebabkan bunuh diri," katanya.
Depresi memang sulit untuk dicegah namun risiko terjadinya depresi bisa dikurangi. "Caranya, menjaga pola hidup sehat dengan rajin berolah raga, selalu berpikir positif, juga jangan memendam masalah sendirian," anjur Enditiara.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental dengan Cara Ini
"Luapkan perasaan dengan menceritakan masalah Anda ke orang lain atau ke dalam jurnal, seimbangkan hidup dengan melakukan hal baru atau berbagai aktivitas yang positif dan menyenangkan, atau relaksasi rutin," katanya.
"Jika bercerita pada teman dirasa tidak membantu, ada baiknya segeralah minta bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater. Yang penting, jangan takut untuk mengakui bahwa kita sedang tidak baik-baik saja," tutup Enditiara.***
Artikel Terkait
Tanggapi Kesehatan Mental dengan Empati
4 Cara Atasi Overthinking untuk Jaga Kesehatan Mental
Ini Manfaat Omega 3 & 6 untuk Kesehatan Mental dan Tubuh
Kegiatan Berbasis Alam Bagus untuk Kesehatan Mental
Otoritas AS Mulai Penyelidikan Efek TikTok pada Kesehatan Mental Pengguna Muda