Studi: Hati-hati, Batuk Berikut pada Bayi dan Balita Bisa Jadi Gejala Infeksi Omicron

- Kamis, 17 Maret 2022 | 13:52 WIB
Ilustrasi - Penelitian menunjukkan kasus batuk 'croup' di AS terhubung dengan infeksi omicron. (Pixabay)
Ilustrasi - Penelitian menunjukkan kasus batuk 'croup' di AS terhubung dengan infeksi omicron. (Pixabay)

SINAR HARAPAN - Beberapa penelitian terbaru terkait COVID-19 memberikan informasi yang perlu diwaspadai. Berikut beberapa hasil penelitian tersebut seperti dilansir dari Reuters, termasuk penelitian yang memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan temuan yang belum disertifikasi oleh sejawat sebidang ilmu (peer review).

1. Omicron terhubung dengan kasus batuk croup pada bayi

Varian Omicron dari virus corona menyebabkan peningkatan dramatis angka kasus croup, kondisi pernapasan berbahaya yang biasanya terjadi pada bayi dan balita, menurut data baru.

Croup, yang menyebabkan batuk khas seperti menggonggong dan mengi saat pasien menarik napas, terjadi akibat virus menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan sehingga membuat anak sulit bernapas.

Baca Juga: IDAI: Waspada Bahaya Omicron pada Anak

Dari awal pandemi hingga pertengahan Januari 2022, dokter darurat di Rumah Sakit Anak Boston merawat 75 anak dengan batuk croup, sebanyak 74 di antaranya terinfeksi COVID--hanya satu anak yang mengalami batuk croup bukan karena COVID.

Data yang dilaporkan di Pediatrics, delapan puluh persen dari kasus itu terjadi setelah Omicron mulai beredar pada Desember 2021.

Sebagian besar anak-anak dirawat dengan steroid dan dipulangkan, tetapi beberapa memerlukan rawat inap. Secara keseluruhan, para dokter menemukan anak-anak ini membutuhkan lebih banyak dosis obat dibandingkan dengan anak-anak dengan batuk croup yang disebabkan oleh virus lain.

"Ada gambaran yang sangat jelas dari saat Omicron menjadi varian dominan hingga saat kami mulai melihat peningkatan jumlah pasien croup," kata pemimpin studi Dr. Ryan Brewster dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ini Cara Meredakan Batuk yang Makin Parah di Malam Hari

Banyak virus dapat menyebabkan batuk croup. Namun orang tua disarankan mewaspadai kemungkinan bahwa anak dengan batuk croup terinfeksi COVID-19 dan mempertimbangkan untuk menguji bayi dan anggota keluarga lainnya.

2. Vaksin tuberkulosis disebut mampu tingkatkan respons kekebalan tubuh melawan virus corona

Pada awal pandemi, penelitian mulai menunjukkan bahwa orang yang menerima vaksin BCG sedari kecil memiliki tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang lebih rendah.

Penelitian pada hamster menunjukkan bahwa hewan yang divaksinasi dengan vaksin tuberculosis BCG memiliki lebih sedikit pneumonia akibat COVID-19 dan tingkat virus corona yang lebih rendah di paru-paru mereka.

Baca Juga: Lima Cara Agar Terhindar dari Tuberkolosis

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X