ADONARA - Pasir timbul mekko adalah sebuah pulau kecil yang berukuran kurang dari satu kilo meter persegi. Pasir timbul ini persis berada di wilayah perairan laut mekko, di Timur, Pulau adonara. Pulau tak berpenghuni tanpa ditumbuhi pohon ini terletak di sekitar Dusun mekko, Desa Pledo, Kecamatan adonara Timur, Kabupaten flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain ukurannya yang mungil, Pasir Timbul mekko juga merupakan pulau yang unik, karena bisa timbul dan tenggelam. Pulau ini tenggelam saat air laut pasang. Pulau kecil ini dinamakan Pasir Timbul mekko karena ada gundukan pasir berwarna sedikit merah muda atau pink di tengah laut, yang membentuk seperti pulau kecil.
Di sekitar Pasir Timbul mekko, tidak ada ombak besar, hanya riak kecil yang menerjang pasir. Pulau Pasir Timbul mekko berada di tengah laut, sehingga untuk pengunjung pulau itu harus menempuh perjalanan sekitar 20 menit menggunakan perahu motor.
Selain ke Pulau Pasir Timbul, kapal-kapal ini juga siap melayani permintaan wisatawan untuk mengunjungi Pulau Watan Peni dan Pulau Kelelawar, empat pulau yang mengapit Pulau Pasir Timbul. Untuk perjalanan pergi pulang ke Pasir Timbul mekko, wisatawan dikenakan biaya Rp15 ribu rupiah per orang atau Rp90 ribu untuk rombongan berjumlah enam orang.
Besaran biaya perjalanan wisata ke Pulau Pasir Timbul mekko ini, belum termasuk karcis masuk untuk dewasa sebesar Rp5.000 untuk orang dewasa dan Rp2.000 untuk anak-anak. Tarif ini sesuai dengan Peraturan Desa (Perdes) Nomor: 07 Tahun 2019.
Tarif tujuan wisata ke Pulau Watan Peni dan juga Pulau Kelelawar, belum diatur, sehingga kalau ada wisatawan yang ingin ke pulau itu, mereka bisa melakukan negosiasi dengan pemilik perahu. Sejauh ini, tarif untuk paket wisata belum ditetapkan, tetapi sekitar Rp100 ribu per orang karena wisatawan akan berkesempatan melakukan penyelaman untuk melihat hiu.
Perairan mekko juga adalah wilayah perairan yang masuk dalam Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan (KKSAP) di Kabupaten flores Timur. Pulau Pasir Timbul mekko sendiri rupanya sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara, terutama para peserta lomba perahu layar internasional yang selama ini menjadikan Kota Kupang sebagai pintu masuk.
Pada bulan Juli-Agustus, puluhan wisatawan mancanegara lego jangkar di sekitar Pulau Pasir Timbul mekko, dan membangun tenda-tenda untuk bermalam di pulau itu. Para wisatawan biasanya berhari-hari tinggal di pulau ini. Pada siang hari mereka mandi dan berjemur dan kembali ke kapal, tetapi pada malam hari, mereka membangun tenda untuk bermalam.
Untuk mengunjungi Pulau Pasir Timbul mekko, para wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan pesawat udara ke Larantuka, ibukota Kabupaten flores Timur terlebih dahulu. Dari Kota Larantuka, wisatawan bisa memilih penyeberangan pendek sekitar 15 menit melalui Pantai Palo menuju Tanah Merah, dan menggunakan transportasi darat menuju Dusun mekko dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam.
Bagi yang memilih menggunakan pesawat udara, tentu harus merogoh kocek sekitar Rp3 juta, karena harga tiket pesawat pada rute penerbangan Kupang-Larantuka pergi pulang cukup mahal, berkisar Rp500 ribu hingga Rp860 ribu lebih sekali terbang. Namun, selain transportasi udara, ada transportasi laut yang murah yakni menggunakan KMP Fery Kupang-Pelabuhan Deri di Pulau adonara dengan biaya sekitar Rp100 ribu per orang.
Hanya saja, pelayaran KMP Fery pada rute penyeberangan Kupang-Deri langsung hanya satu kali dalam sepekan, yakni pada setiap Jumat dengan lama pelayaran sekitar 12-14 jam, tergantung cuaca di wilayah perairan laut. Dari Pelabuhan Deri, wisatawan bisa menggunakan angkutan desa atau kendaraan roda dua ke Dusun mekko, yang hanya berjarak sekitar lima kilometer dengan biaya hanya sekitar Rp15 ribu.