SINAR HARAPAN - ORANG terkaya di dunia yang juga pemilik jejaring sosial Twitter, Elon Musk, pada Senin menyatakan bahwa valuasi Twitter saat ini sudah mencapai 20 miliar dolar AS (Rp303 triliun).
Angka itu jauh di bahwa nilai kapitalisasi pasar Twitter sebelum dibeli Elon Musk pada Oktober 2022 yang saat itu mencapai 44 miliar dolar AS (Rp668 triliun).
Pernyataan Musk itu disampaikan lewat surat elektronik (e-mail) kepada karyawan-karyawan Twitter pada Jumat pekan lalu yang diwartakan kembali oleh New York Times pada Senin.
Baca Juga: Petugas Kebersihan Twitter Dipecat Tanpa Pesangon, Beberkan Staf Elon Musk Sebut Mereka Akan Digantikan Robot
Menurut New York Times, dalam e-mail itu Elon Musk mengingatkan karyawan-karyawannya bahwa Twitter tengah menghadapi kesulitan keuangan, bahkan empat bulan ke depan terancam kehabisan uang.
Untuk itu, Elon Musk meminta perusahaan media sosial itu agar mengambil perubahan radikal, termasuk memecat karyawan dan mengencangkan ikat pinggang, guna menghindarkan diri dari kebangkrutan.
"Twitter tengah dibentuk ulang," tulis Elon Musk, seraya menyatakan perusahaan media sosial ini bisa saja mundur ke belakang menjadi hanya sebuah start-up.
Baca Juga: Elon Musk Gelar Jajak Pendapat, Bertanya Haruskah Ia Tetap Mengepalai Twitter? Mayoritas Menjawab Ini
Valuasi Twitter terus turun semenjak Elon Musk melancarkan perombakan besar-besar dalam perusahaan media sosial ini.
Pada Oktober 2022, Elon Musk mengakuisisi Twitter secara pribadi yang membuatnya tak bisa diminta mengungkapkan secara transparan kondisi keuangan jejaring sosial ini.
Musk mengakui pendapatan Twitter berkurang karena pengiklan ramai-ramai meninggalkan platform ini setelah dibeli oleh dia. Elon Musk sampai menyatakan Twitter terancam bangkrut.
Baca Juga: Elon Musk Berjanji Akan Lengser dari Posisi Puncak Twitter, Asalkan....
Elon Musk juga kabarnya bakal menawarkan program kompensasi saham di mana karyawan Twitter bakal menerima saham X Corporation yang merupakan lengan bisnis yang digunakan Elon Musk untuk mengakuisisi Twitter.
Twitter juga berencana mengenalkan program yang membuat karyawannya bisa menjual sahamnya setiap enam bulan.
Kendati dihadapkan kepada masalah keuangan yang akut, dalam e-mail itu Elon Musk yakin bahwa suatu saat nanti valuasi Twitter akan mencapai 250 miliar dolar AS (Rp3.795 triliun).
Baca Juga: Pendapatan Merosot 40 Persen! Lebih dari 500 Pengiklan Hengkang Sejak Elon Musk Ambil Alih Twitter
Bukan hanya dari segi keuangan, Twitter juga anjlok dari sisi jumlah penggunanya.
Menurut data laman Statista, sampai Desember 2022, Twitter memiliki pengguna aktif per bulan 368 juta di seluruh dunia.
Angka ini diproyeksikan turun menjadi 335 juta pada 2024 atau lima persen lebih rendah dibandingkan dengan 2022.***
Artikel Terkait
Elon Musk Beberkan Twitter Tetap Akan Luncurkan Layanan Premium dengan Centang Berbeda Warna
Elon Musk Sentil Bos Apple Tim Cook, Pertanyakan Apakah Perusahaannya Benci Kebebasan Bicara
Elon Musk Kesal dengan Otoritas, Twitter Bakal Berhenti Menegakkan Kebijakan Mencegah Disinformasi Covid 19
Elon Musk Jelaskan Duduk Perkara Kesalahpahaman Twitter dan Soal App Store
Elon Musk Gelar Voting Soal Pengampunan Akun Twitter Pendiri WikiLeaks dan Edward Snowden
Kesal Akun Twitternya Diblokir, Kanye West Sebut Elon Musk Bisa Jadi Setengah China
Dituduh Menekan Informasi, Elon Musk Pecat Wakil Penasihat Umum Twitter