"Yang penting puasanya aman dengan gula darahnya enggak kurang dari 100 atau tidak lebih dari 250 itu aman, diharapkan range-nya 150-250 itu masih bisa diterima, kalau terlalu rendah atau terlalu tinggi bahaya," ucapnya dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Namun jika kondisinya sedang hingga berat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberikan saran terbaik dari sisi medis.
"Kalo yg diabetes yg berat dan risiko tinggi biasanya kita secara medis tidak menyarankan untuk puasa, kalo yang risiko tinggi dipaksakan puasa yangg terjadi adalah risikonya lebih berat dari manfaatnya" ucap dr Herry.
Selain itu jika kadar gula yang terlalu rendah, dapat menyebabkan kehilangan kesadaran dan berujung pada koma hipoglikemi.
"Kalau gula darah drop di bawah 70 itu bahaya pasien bisa koma hipoglikemia karena tubuh tidak bisa mendapatkan suplai karbohidrat yang cukup, dalam waktu tertentu. Dalam waktu 15 menit akan terjadi kerusakan otak jadi justru lebih berbahaya, biasanya pada lansia," ucap dokter alumni SMAN 8 Jakarta ini.
Sementara itu dr Herry juga mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi panganan sahur atau berbuka agar bisa mendapatkan manfaat sehat dari puasa serta bonus tubuh yang langsing.
"Kalau kita secara sadar berpuasa dengan benar harusnya kurus. Masalahnya dari dulu kalau puasa makan sahur dan buka satu setengah porsi jadi banyak ditambah buka puasa semua ada itulah berat badan membengkak," tutupnya.***
Artikel Terkait
Manfaat Makan Bengkoang: Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cocok Jadi Cemilan Penderita Diabetes
Pakar Endokrin Ingatkan Prinsip '5210' untuk Cegah Anak Kena Diabetes Tipe 2
Benarkah Bayi yang Lahir Prematur Tinggi Risiko Diabetes? Berikut Penjelasan Ahli Endokronologi
Wow, Mengunyah Makanan Perlahan Bantu Jaga Kesehatan Pencernaan, Cegah Diabetes, dan Penyakit Jantung
Waspada, Obesitas Terhubung dengan Kasus Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak
Studi: Gula Bisa Ubah Mikroba Usus Pemicu Penyakit Metabolisme, Diabetes, dan Penambahan Berat Badan