Sidang Isbat Digelar Besok, BRIN: Awal Ramadhan Bisa Serentak, Tetapi Idul Fitri Bisa Berbeda

- Selasa, 21 Maret 2023 | 12:15 WIB
Ilustrasi - Peneliti BRIN sebutkan awal Ramadhan bisa serentak, tetapi Idul Fitri bisa berbeda. (Pexels.)
Ilustrasi - Peneliti BRIN sebutkan awal Ramadhan bisa serentak, tetapi Idul Fitri bisa berbeda. (Pexels.)

SINAR HARAPAN - DIREKTORAT Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (penetapan) Awal Ramadan 1444 Hijriah pada Rabu, 22 Maret 2023. 

"Seperti biasa, Sidang Isbat Awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Syakban. Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023," ungkap Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, di Jakarta, Rabu 8 Maret 2023.

"Rangkaian Sidang Isbat Awal Ramadan tahun ini masih digelar secara hybrid, atau gabungan antara daring dan luring," imbuhnya. 

Baca Juga: Film 'Buya Hamka' Dirilis pada Ramadhan, Dibintangi Vino G Bastian, Laudya Chintya Bella, hingga Cok Simbara

Selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pelaksanaan rangkaian sidang isbat juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, dan lainnya.

Sementara itu Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Thomas Djamaluddin dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada acara Media Lounge Discussion 16 Maret 2023 mengatakan awal Ramadhan kemungkinan akan berbarengan.

Menurut Thomas, awal Ramadan bisa saja sama. "Apabila saat maghrib 22 Maret 2023 di Indonesia posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat  dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal [WH]. Jadi seragam versi [3-6,4] dan [WH] bahwa 1 Ramadan 1444 pada 23 Maret 2023," kata Thomas.

Baca Juga: Walau Berpuasa Kulit Tetap Perlu Dirawat, Ini Langkah Jaga Kesehatannya Selama Ramadhan

Thomas menambahkan, perlunya kesepakatan soal kriteria dalam penentuan awal Hijriyah.

"Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru," terangnya.

"Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria. Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat," ujar Thomas.

Baca Juga: 7 Tradisi Menyambut Ramadhan dari Seluruh Dunia, dari Mesir, Turki, hingga Indonesia

Ia menjelaskan, bahwa kriteria hilal yang diadopsi berdasarkan pada dalil hukum agama tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

Sementara itu, di sisi lain, ada potensi perbedaan Idulfitri tahun ini karena saat maghrib, 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

"Namun, posisi bulan itu sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023," bebernya.

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X