SINAR HARAPAN - TWITTER dituduh di Mahkamah Agung AS Rabu menutup mata terhadap kelompok ISIS.
Saat ini sebuah pengadilan akan menentukan apakah situs media sosial dapat dimintai pertanggungjawaban atas aksi terorisme yang terjadi.
Dalam sidang selama dua jam, sembilan hakim dari pengadilan tinggi AS mendengar tuduhan bahwa Twitter seharusnya "membantu dan bersekongkol" dengan terorisme.
Baca Juga: Twitter Blue Hadir di Indonesia, Ini Biaya Berlangganannya untuk Pengguna Android dan iOS
Media sosial ini disebut gagal menghentikan konten yang dibuat oleh kelompok ekstremis.
"Ada dugaan kebutaan yang disengaja di sini ... Anda tahu bahwa ISIS menggunakan platform Anda," kata Hakim Sonia Sotomayor, menggunakan akronim Negara Islam saat berbicara kepada pengacara Twitter, terdakwa dalam kasus tersebut.
Kasus tersebut dibawa oleh keluarga korban serangan 2017 oleh kelompok yang juga dikenal dengan akronim IS tersebut di sebuah klub malam Istanbul.
Baca Juga: Twitter, Facebook, hingga Instagram Down, Lebih dari 12.000 Pengguna Keluhkan Aplikasi Error
Keluarga menuduh bahwa kegagalan Twitter untuk menghapus dan berhenti merekomendasikan tweet ISIS merupakan tindakan teror.
Sidang dilakukan sehari setelah kasus serupa terhadap YouTube diajukan ke sembilan hakim yang sama.
Kasus itu melibatkan korban AS dari serangan Paris 2015, yang juga diklaim oleh kelompok ISIS.
Baca Juga: Pendapatan Merosot 40 Persen! Lebih dari 500 Pengiklan Hengkang Sejak Elon Musk Ambil Alih Twitter
Twitter, yang didukung oleh banyak pemain teknologi besar, menegaskan penggunaan oleh puluhan juta pengguna di seluruh dunia tidak membuktikan mereka 'mengetahui' bantuan kelompok teroris.
Inti dari kedua kasus tersebut, yang harus diputuskan pada 30 Juni, adalah kekebalan hukum luas yang diberikan kepada platform teknologi.
Khususnya melalui undang-undang berusia puluhan tahun yang membuat tuntutan hukum atas masalah konten hampir tidak mungkin dilakukan.***
Artikel Terkait
Elon Musk Jelaskan Duduk Perkara Kesalahpahaman Twitter dan Soal App Store
Elon Musk Gelar Voting Soal Pengampunan Akun Twitter Pendiri WikiLeaks dan Edward Snowden
Dituduh Menekan Informasi, Elon Musk Pecat Wakil Penasihat Umum Twitter
Petugas Kebersihan Twitter Dipecat Tanpa Pesangon, Beberkan Staf Elon Musk Sebut Mereka Akan Digantikan Robot
Twitter Umumkan Harga Langganan untuk Perangkat iOS Lebih Mahal
Baru Dibeli Tahun Lalu, Twitter Akan Tutup Buletin Revue yang Mungkinkan Pengguna Dapatkan Uang dari Follower
Elon Musk Gelar Jajak Pendapat, Bertanya Haruskah Ia Tetap Mengepalai Twitter? Mayoritas Menjawab Ini