Ilustrasi (Foto: dok/sumantoalqurtuby.com)
SINAR HARAPAN--Hari ini, 31 Januari 2023, organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) genap 97 tahun, sejak didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1926.
Dikutip Wikipedia, NU memiliki anggota berkisar dari 40 juta (2013) hingga lebih dari 95 juta (2021) yang menjadikannya sebagai organisasi Islam terbesar di dunia. NU juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren, sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas hidup umat Islam.
NU didirikan pada 31 Januari 1926 di Kota Surabaya oleh seorang ulama dan para pedagang untuk membela praktik Islam tradisionalis (sesuai dengan akidah Asy'ariyah dan fiqih Mazhab Syafi'i) dan kepentingan ekonomi anggotanya. Pandangan keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini membedakannya dengan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, yang dianggap "reformis" karena membutuhkan interpretasi yang lebih literal terhadap Al-Qur'an dan Sunnah.
Beberapa tokoh NU adalah pendukung konsep Islam Nusantara, sebuah ciri khas Islam yang telah mengalami interaksi, kontekstualisasi, pribumisasi, interpretasi, dan vernakularisasi sesuai dengan kondisi sosial budaya di Indonesia.
Islam Nusantara mempromosikan moderasi, anti-fundamentalisme, pluralisme dan pada titik tertentu, sinkretisme. Namun, banyak sesepuh, pemimpin, dan ulama "NU Garis Lurus" telah menolak Islam Nusantara dan memilih pendekatan yang lebih konservatif.
Digdaya
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan ucapan selamat atas hari lahir NU versi miladiyah atau masehi, 31 Januari. Menurut Mu’ti, NU dengan segala sumber dayanya berpotensi besar menjadi organisasi yang digdaya.
“Secara pribadi dan atas nama PP Muhammadiyah, saya mengucapkan Selamat Hari Lahir NU, 31 Januari 1926 - 31 Januari 2023. Sekarang ini, dilihat dari jumlah anggota, NU merupakan organisasi yang terbesar,” ujar Abdul Mu’ti, Senin (30/1/2023) lewat akun twitternya, @Abe_Mukti.
“Dengan jumlah anggota yang sangat besar dan kedekatan dengan Pemerintah, NU memiliki potensi besar menjadi organisasi yang digdaya,” imbuhnya, seperti dikutip NU Online.
Dalam konteks politik, kata pria kelahiran Kudus 54 tahun lalu itu, NU bisa menjadi salah satu pemain utama yang menentukan masa depan umat dan bangsa. Hal demikian, menurut Mu’ti, akan terwujud apabila NU bisa lebih serius melakukan tiga program utama.
Pertama, melakukan transformasi jamiyah menjadi organisasi yang berbasis sistem dan budaya good governance.
Kedua, penguatan ekonomi umat dan peningkatan layanan sosial terutama di akar rumput sebagai basis massa NU.
Ketiga, memperkuat peran sebagai civil society dan civil Islam yang mendorong percepatan konsolidasi demokrasi, pemberantasan korupsi, penegakan hukum dan HAM, dan peran masyarakat sipil lainnya.
Artikel Terkait
Pengamat Politik Anggap Tindakan Cak Imin untuk NU adalah Strategi
Presiden Timor Leste Ramos Horta Calonkan NU-Muhammadiyah Raih Nobel Perdamaian
NU Minta LPDP Buka Data Penerima Beasiswa di Luar Negeri
Kaukus Muda NU: Mahfud MD Layak Jadi Tokoh Alternatif 2024
Pengamat: Kunjungan Prabowo ke Kiai Sepuh NU Jaga Basis Suara Umat
Prabowo Sowan ke Kediaman Rais Aam NU di Surabaya, Bukan Urusan Minta Restu Capres
Penyanyi Religi Maher Zein Akan Ramaikan Peringatan Satu Abad NU