KBRI Malaysia Tanggung Biaya Pemulangan Jenazah Agnes Peni, Gadis Asal NTT Yang Diduga Korban TPPO

Banjar Chaeruddin
- Rabu, 7 Juni 2023 | 18:06 WIB
Tangkapan layar foto PMI asal NTT yang meninggal di Malaysia Agnes Peni Muda (20) yang disebarkan di media sosial facebook. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Tangkapan layar foto PMI asal NTT yang meninggal di Malaysia Agnes Peni Muda (20) yang disebarkan di media sosial facebook. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

SINAR HARAPAN--Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono memastikan pemulangan jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Timur Agnes Peni Muda (20) akan ditanggung sepenuhnya oleh Kedutaan Besar RI di Malaysia.

"Pemulangan jenazah ditanggung KBRI Malaysia, jadi tidak ada biaya pemulangan yang harus ditanggung keluarga," kata Hermono melalui pesan singkat ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu menanggapi informasi beredar di publik yang menyebutkan bahwa pemulangan jenazah PMI asal Kabupaten Flores Timur, NTT, Agnes Peni Muda, yang meninggal di Malaysia pada Sabtu (3/6) terkendala karena kendala pemulangan yang harus ditanggung pihak keluarga.

Hermono mengaku tidak memahami apa maksud pihak tertentu menyebarkan informasi terkait kendala biaya serta melakukan upaya penggalangan dana untuk membantu memulangkan jenazah tersebut.

"Yang mengumpulkan sumbangan ini tidak tahu untuk apa," katanya.

Ia mengatakan, proses pemulangan jenazah tersebut sedang ditangani KBRI di Malaysia yang masih menunggu kelengkapan administrasi atau dokumen pengiriman jenazah.

"Yang pasti pemulangan ditanggung KBRI. Insya Allah segera dipulangkan," kata Hermono.

Korban TPPO

Sebelumnya, diberitakan oleh Pos-Kupang.com, Agnes Peni Muda, gadis berusia 20 tahun asal Desa Tanahlein, Kecamatan Solor Barat, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur meninggal dunia di Kuala Lumpur Malaysia.

Agnes diduga menjadi korban Human Trafficking atau TPPO. Proses pemulangan jenazah dalam frezzer itu masih diupayakan Dewan Pembina Lembaga Hukum dan HAM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia atau PADMA Indonesia.

"Kita lagi tunggu koordinasi dengan pihak Kemenlu RI, BP2MI dan Kedubes RI di Malaysia," ujar Ketua Dewan PADMA Indonesia, Gabriel Goa melalui keterangan tertulis, Senin 5 Juni 2023.

Gabriel menerangkan, awalnya korban berangkat ke Maumere, Kabupaten Sikka, pada Januari 2021. Ia kemudian menetap di rumah keluarganya.

Selanjutnya Oktober 2021, Agnes berangkat ke Manado, Sulawesi Utara lewat PT. Lokon Internasional Manado dan bekerja sebagai penjaga jompo di perusahaan tersebut.

Tiga bulan kemudian, korban dan tiga temannya yang sama-sama bekerja di perusahaan tersebut berangkat ke Malaysia melalui Batam.

"Berdasarkan informasi yang disampaikan ke kakaknya mereka mengurus paspor mereka di Batam dan berangkat ke Kuala Lumpur-Malaysia dan bekerja sebagai asisten rumah tangga," bebernya.

Ia mengatakan, korban dikabarkan meninggal tanggal 3 Juni 2023 sekitar pukul 07.00 waktu Malaysia. Informasi tersebut pun diperoleh keluarga dari petugas Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia.

Gabriel menyayangkan kasus kematian TKI asal NTT yang terus bertambah. Ia menyebut, berdasarkan data Padma Indonesia, selama 2023 jumlah TKI NTT yang meninggal di luar negeri mencapai 59 orang.

"Kasus kematian TKI ini tampaknya terus bertambah. Apalagi sekarang ada jalur keberangkatan baru, Flores-Sulawesi Utara-Batam dan Malayasia. Kita akan update terus," pungkasnya.

 

Editor: Banjar Chaeruddin

Sumber: Pos Kupang, Antara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Karhutla Terjadi di Gunung Orak-arik Trenggalek Jatim

Jumat, 29 September 2023 | 05:30 WIB

Peringatan Maulid Nabi: Momentum Refleksi Diri

Kamis, 28 September 2023 | 09:52 WIB
X