Bulan Ini Hingga Agustus Diprakirakan Puncak Musim Kering 2023

- Rabu, 7 Juni 2023 | 06:33 WIB
Bulan Ini Hingga Agustus Diprakirakan Puncak Musim Kering 2023. (foto: Melansir/ist)
Bulan Ini Hingga Agustus Diprakirakan Puncak Musim Kering 2023. (foto: Melansir/ist)

SINAR HARAPAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan musim kemarau pada tiga bulan ke depan, yakni dari bulan ini Juni, Juli, dan Agustus diprakirakan menuju puncak musim kering tahun 2023.

Berdasarkan keterangan dari Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan BNBP, Abdul Muhari, dalam siaran Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Selasa kemarin (6/6), bencana hidrometeorologi kering sudah mendominasi meski jumlahnya masih fluktuatif.

Tercatat hingga Senin (5/6), Indonesia telah dilanda sekitar 1.300 kejadian bencana dan titik panas atau hotspot muncul dari daerah-daerah yang terdapat kejadian paling banyak di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Baca Juga: Ironis dan Memilukan, Warga Pekon Seberangi Sungai Membawa Jenazah Karena Tidak Ada Jembatan

Namun, Abdul menjelaskan bahwa musim kemarau pada tahun ini berbeda sebab dalam tiga tahun terakhir Indonesia pada periode basah terpengaruh La Nina pembawa awan hujan.

Hal tersebut membuat rata-rata di setiap bulan Indonesia tidak pernah benar-benar mengalami kekeringan atau suhu yang relatif tinggi.

Kebakaran hutan pun relatif, kalaupun terjadi itu akan cepat padam karena faktor alam mendukung untuk percepatan pemadaman api.

Baca Juga: Kemenkes: Lebih Sepertiga Penduduk Indonesia Mengidap Hipertensi

"Tapi, kalau di kita lihat di sini dalam lima bulan berjalan tahun 2033 itu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah terjadi 125 kali. Artinya, seperti pada awal tahun sudah disampaikan oleh BMKG, diulang kembali berkali-kali oleh bahkan bapak Presiden sendiri, bahwa mulai 2023 ini kita akan ada pada periode kering," kata dia.

Abdul mengatakan prediksi musim kering akan terjadi pada 2-3 tahun ke depan sehingga diperlukan kewaspadaan agar tidak ada kejadian karhutla yang mencolok seperti pada tahun 2015 dan 2019.

"Jangan sampai nanti kalau kita tidak bersiap siaga karhutla dari sekarang. Kita tentu harus benar-benar mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ujar Abdul.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Karhutla Terjadi di Gunung Orak-arik Trenggalek Jatim

Jumat, 29 September 2023 | 05:30 WIB

Peringatan Maulid Nabi: Momentum Refleksi Diri

Kamis, 28 September 2023 | 09:52 WIB
X