SINAR HARAPAN - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengemukakan ragam penyakit yang menular pada manusia via udara berpotensi sebagai penyakit X atau disease X yang bisa memicu pandemi di masa depan.
"Yang biasa menjadi penyakit global umumnya yang menular via udara, kalau lewat darah, air itu bisa dicegah. Tapi kalau udara, sulit dicegah, karena orang hidup tidak mungkin bisa berhenti bernapas," kata Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu 31 Mei 2023.
Salah satu penyakit yang memiliki kemampuan menular via udara adalah influenza, seperti halnya COVID-19 yang memicu pandemi global.
Baca Juga: Sebanyak 296 Pasangan WNI Ikuti Itsbat Nikah di Konsulat RI Tawau Agar Mereka Punya Dokumen Hukum
"Makanya, selalu flu yang memiliki potensi besar jadi pandemi. Kami belum tahu obatnya apa, semua flu belum ada obatnya, dan paling sulit dihadapi, yang paling mungkin divaksin," katanya.
Selain influenza, Nadia juga menyebut beberapa kandidat penyakit X lainnya yang berkategori zoonosis atau menular dari hewan ke manusia, seperti Ebola, Hepatitis Akut, Monkey Pox, dan lainnya.
"Seperti Ebola, sudah beberapa tahun dibilang akan mendunia, tapi belum juga mendunia sampai sekarang," katanya.
Baca Juga: Ini Cermin Toleransi, Ribuan Warga Magelang Menyambut Bhiksu Yang Jalani Ritual Thudong
Penyakit X adalah istilah yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari 2018 untuk menciptakan daftar ringkas dari cetak biru penyakit yang mewakili penyakit-penyakit hipotesis, yang belum diketahui, tapi berpotensi menyebabkan pandemi di masa depan.
Sebelumnya, WHO telah menyampaikan kemungkinan munculnya penyakit X pada Senin (22/5) dalam perkumpulan Majelis Kesehatan Dunia ke-76 di Jenewa, Swiss.
Nadia mengatakan penyakit X disebabkan oleh patogen yang tak diketahui pada manusia, berupa virus, bakteri, atau jamur, tanpa pengobatan yang diketahui.
Baca Juga: Kondisi Masih Terbatas, Korban Banjir Parigi Moutong Butuh Bantuan Makanan Siap Saji
Istilah penyakit X digunakan WHO sejak 2018 untuk penyakit-penyakit yang tak diketahui. Satu tahun berikutnya, COVID-19 muncul sebagai pandemi baru.
"Kesiapsiagaan saat ini untuk antisipasi agar negara bersiap. Masalahnya kami tidak tahu obatnya apa dan pemicunya apa," katanya.***
Artikel Terkait
Tokoh PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana Meninggal Tadi Malam
Jenazah Sarwono Kusumaatmadja akan Dimakamkan Hari Ini di Sandiego Hills
Kapal Mati Mesin di Tengah Laut, Basarnas Evakuasi 62 Penumpang di Peraiaran Pulau Saponda
IDAI Resmi Luncurkan Rekomendasi Imunisasi Anak Terbaru 2023
Waduh, Jumlah Perokok di Indonesia Meningkat, Terutama Usia Anak dan Remaja
32 Bhiksu Asal Thailand Yang Jalankan Tradisi Thudong Kini Berjalan Kaki Menuju Ambarawa
BMKG: Beberapa Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang Hari Ini
Kondisi Masih Terbatas, Korban Banjir Parigi Moutong Butuh Bantuan Makanan Siap Saji
Ini Cermin Toleransi, Ribuan Warga Magelang Menyambut Bhiksu Yang Jalani Ritual Thudong
Sebanyak 296 Pasangan WNI Ikuti Itsbat Nikah di Konsulat RI Tawau Agar Mereka Punya Dokumen Hukum