SINAR HARAPAN--Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan dan rasa bangganya atas raihan jabatan akademik tertinggi yang dicapai Irjen Pol Profesor Dr Dadang Hartanto sebagai guru besar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Ia menyebutkan perwira tinggi Polri yang meraih posisi sebagai guru besar sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia agar Polri bekerja lebih profesional dalam tugas pelayanan publik.
“Saya mengapresiasi dan mendukung penuh sebagai dosen dan dikukuhkan sebagai guru besar Irjen Pol Dadang Hartanto di UMSU untuk pelayanan publik Polri dan berkontribusi bagi masyarakat,” katanya saat menghadiri prosesi pengukuhan Irjen Pol Prof Dr Dadang Hartanto sebagai guru besar di UMSU, Sabtu.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran Kapolri di UMSU dan memberi dukungan penuh kepada Dadang Hartanto meraih guru besarnya yang dibuktikan hadir pada prosesi pengukuhan.
“Saya tahu itu, jejak beliau meraih kepangkatan guru besar penuh perjuangan dan tidak instan,” katanya.
Haedar mengingatkan agar guru besar tidak sekadar menjadi dosen melainkan menjadi kaum intelejensia dan menjalankan empat peran yang salah satunya adalah menjalankan peran moral. Bagaimana dunia akademik seluruh di Perguruan Tinggi menjadi kekuatan karakter moralitas kampus dan elit bangsa di negeri ini. Kekuatan moral melekat dengan jati diri bangsa sesuai nilai Pancasila, Tridharma Perguruan Tinggi dan kebudayan luhur bangsa.
Potensi nilai luhur harus terus didorong dan diupayakan ekosistemnya. Peran akademisi dan kampus terus melakukan transfer nila-nilaii itu agar menjadi nilai-nilai publik. Menurut Haedar, menjalankan peran sebagai akademisi menjadi kerja strategis dan itu tidak mudah perlu topangan yang kuat termasuk UMSU dan para guru besarnya.
Pada prosesi pengukuhan dalam sidang senat terbuka, di Medan, Sabtu, Rektor UMSU Agussani, menyematkan tanda profesor kepada Dadang Hartanto sebagai profesor ke-8 di UMSU dan profesor ke-241 di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.
Dalam orasi ilmiahnya, Dadang Hartanto menyampaikan saat ini Indonesia dihadapkan dengan lingkungan dengan karakteristik VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang dinamikanya sangat tinggi akibat terpaan media sosial.
Dinamika sosial yang bergejolak itu, menjadi tantangan oleh setiap organisasi, baik swasta maupun pemerintah.
Aspek VUCA dalam dinamika, katanya, perlu disadari menjadi aspek yang harus diperhitungkan agar organisasi dalam administrasi publik tetap berkembang dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Dadang Hartanto merupakan dosen tetap NIDK pertama di UMSU yang mencapai gelar akademik tertinggi terhitung pada 8 Februari 2023.
Dadang Hartanto meniti pendidikan kepolisian di Akpol tahun 1994, PTIK tahun 2002 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Polri tahun 2008 dan Sekolah Pimpinan Tinggi tahun 2017. Dadang Hartanto terakhir bertugas sebagai Wakapolda Sumut tahun 2020 dan saat ini bertugas sebagai Widyaiswara Utama tahun 2022.
Artikel Terkait
Wakapolda Sumut Akan Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Administrasi Publik di UMSU
Mahfud MD - Haedar Nashir Bahas Tiga Isu, Termasuk Pemberantasan Korupsi Secara Intensif
Kapolri Perintahkan Jajarannya Terus Siaga Kawal Pergeseran Arus Balik hingga Minggu 30 April
Kapolri Listyo Berharap Satuan Tugas Pengamanan ASEAN Summit Bisa Memahami Tugas
Kapolri Berikan Izin Lakukan Tilang Manual, Peringatkan Jajarannya Jangan Coba-coba Terima Suap atau Pungli