SINAR HARAPAN - DUTA Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva berpendapat bahwa ada standar ganda dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Turki dan Suriah.
“Respon terhadap tragedi di Turki cukup seragam, tetapi bantuan kemanusiaan untuk Suriah tidak langsung datang. Alasannya hanya karena Suriah sedang dalam sanksi,” kata Dubes Vorobieva saat arahan pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, negara-negara Barat enggan mengirim bantuan kemanusiaan ke Suriah dengan alasan kesulitan logistik dan sanksi yang diberlakukan pada Suriah.
“Bagaimana bisa kita bicara tentang sanksi saat ada nyawa manusia yang sedang dalam bahaya. Kami berpikir seharusnya tidak boleh ada alasan politik untuk tidak mengirim dan menyediakan bantuan kemanusiaan ke Suriah,” ujar Vorobieva.
Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 dan 7,6 terjadi di Turki bagian selatan pada 6 Februari.
Gempa di Turki berpusat di Kahramanmaras dan melanda sembilan provinsi lainnya, yakni Hatay, Gaziantep, Adiyaman, Malatya, Adana, Diyarbakir, Kilis, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Gempa itu juga dirasakan di beberapa negara dan menyebabkan kerusakan luas di Suriah bagian utara.
Berdasarkan laporan Anadolu, menurut angka resmi terbaru, hampir 32.000 orang tewas di Turki, sementara jumlah korban tewas di Suriah mencapai 3.600 jiwa.***
Artikel Terkait
Disebut Kemunafikan dan Propaganda, Petinggi Ukraina Tolak Usulan Rusia untuk Gencatan Senjata
Ukraina Punya Tujuan Menang Atas Rusia, Doakan Kemenangan dalam Perayaan Natal Ortodoks
Rusia Memandang Kedekatannya dengan Negara Asia Mimpi Buruk untuk Barat
Arkeolog Rusia Temukan Makam Kurgan Sebuah Kebudayaan yang Belum Diketahui, Diperkirakan Berusia 2.000 Tahun
Rusia Makin Mesra dengan Negara-negara Muslim, Sejumlah Negara Arab Mungkin Terapkan Bebas Visa untuk Warganya
Setidaknya Tewaskan 40 Orang, Sekjen PBB Kutuk Serangan Rudal Rusia di Kompleks Apartemen Ukraina
Serangan Rusia Memanas, Kanada Kirimkan Tambahan 200 Kendaraan Lapis Baja ke Ukraina