SINAR HARAPAN - Pentagon mengatakan pada hari Kamis, 2 Februari 2023 bahwa pihaknya sedang melacak balon mata-mata China yang terbang tinggi di atas Amerika Serikat yang tampaknya mengawasi situs senjata nuklir yang sangat sensitif.
Atas permintaan Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan pejabat tinggi militer mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut.
Tetapi mereka memutuskan bahwa hal itu akan membahayakan terlalu banyak orang di lapangan, kata seorang pejabat senior pertahanan kepada wartawan.
Baca Juga: Taiwan Deteksi 23 Pesawat Tempur dan 17 Kapal Perang China Masuki Zona ADIZ
Pejabat itu mengatakan balon itu terbang di atas barat laut AS di mana terdapat pangkalan udara sensitif dan rudal strategis di silo bawah tanah.
"Jelas, maksud dari balon ini adalah untuk pengawasan, dan jalur penerbangan saat ini membawanya ke sejumlah situs sensitif," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Tetapi Pentagon tidak percaya itu merupakan ancaman intelijen yang sangat berbahaya.
Baca Juga: Kasus Covid 19 Terus Menurun dan Tak Ada Gelombang Baru, China Yakin Pandemi Segera Berakhir
"Kami menilai balon ini memiliki nilai aditif yang terbatas dari sudut pandang pengumpulan intelijen," kata pejabat tersebut.
balon memasuki wilayah udara AS beberapa hari yang lalu kata pejabat itu, menambahkan bahwa intelijen AS telah melacaknya jauh sebelum itu.
Setelah Biden menanyakan apa opsi untuk menghadapinya, pada hari Rabu, Austin yang berada di Filipina mengadakan diskusi dengan pejabat tinggi Pentagon.
Baca Juga: Walau Sudah Turun, 6.364 Warga China Tewas Karena COVID dalam Tujuh Hari
Jet tempur diterbangkan untuk memeriksa balon saat berada di atas Montana saat diskusi berlangsung.
Tetapi keputusan Pentagon adalah "untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan medan puing," kata pejabat itu.
Itu terbang pada ketinggian yang cukup tinggi untuk tidak mengancam penerbangan komersial, tambah pejabat itu.
Artikel Terkait
Jelang Tahun Baru Imlek, Pemerintah China Respons Positif Sambutan dari Pelaku Wisata Indonesia
Gerah Dianggap Tak Transparan, Otoritas China Kembali Publikasi Data Covid 19
China Perbolehkan Wisata Normal, Resort World Cruises Umumkan Buka Kembali Perjalanan dari Hong Kong
Obat Molnupiravir Sudah Tersedia di Berbagai Daerah di China, Diklaim Bisa Kurangi Risiko Dirawat dan Kematian
Sesuai Prediksi IMF, Perekonomian China Hanya Tumbuh 3 Persen di Tahun 2022! Ini Penyebabnya
43.000 Pekerja Asing Dideportasi dari China Gegara Langgar Izin Kerja dan Izin Tinggal
7 Makanan Khas Imlek Terfavorit di Indonesia untuk Meriahkan Perayaan Tahun Baru China Bersama Keluarga