Gerah Dianggap Tak Transparan, Otoritas China Kembali Publikasi Data Covid 19

- Minggu, 15 Januari 2023 | 15:45 WIB
Ilustrasi - Bandar udara di Beijing, China. (Istimewa)
Ilustrasi - Bandar udara di Beijing, China. (Istimewa)

SINAR HARAPAN - OTORITAS kesehatan di China akan kembali mempublikasikan data perkembangan COVID-19 yang sempat dihentikan menjelang akhir Desember 2022 saat terjadinya puncak lonjakan kasus infeksi.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular China (CCDC) ditunjuk sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas publikasi data kasus COVID-19, bukan Komisi Kesehatan Nasional (NHC) seperti sebelum Desember 2022.

Publikasi menyangkut jumlah kasus penderita dan kematian akibat COVID-19, kata pejabat CCDC kepada pers di Beijing, Sabtu 14 Januari 2023.

Baca Juga: Rekomendasi Spot Wisata Perayaan Tahun Baru China di Jakarta: Kunjungan ke Kelenteng hingga Wisata Kuliner

Penghentian publikasi diambil NHC bersamaan dengan penurunan status penanganan pandemi Covid 19 di China dari level A ke level B yang berarti protokol kesehatan anti pandemi dilonggarkan.

Kebijakan tersebut kemudian diikuti dengan diizinkannya warga China bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023.

Sejumlah negara membatasi kedatangan para pelaku perjalanan dari China dengan mewajibkan hasil tes PCR negatif sebelum keberangkatan karena China dianggap tidak transparan terkait lonjakan COVID.

Baca Juga: Gerah Warganya Harus Tunjukkan Surat Negatif Covid 19, China 'Membalas' Tangguhkan Visa WN Jepang dan Korsel

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memahami sikap beberapa negara tersebut dan mendesak China menyediakan informasi yang memadai tentang perkembangan COVID.

NHC pada Sabtu akhirnya membuka data ke publik bahwa selama 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023, jumlah kematian akibat COVID di China tercatat sebanyak 59.938 kasus.

Jiao Yahui, pejabat NHC, mengatakan bahwa jumlah kasus positif dan tingkat keparahan akibat COVID sudah melewati masa puncak.

Baca Juga: WHO Sebut China Sudah Membuka Data Soal Informasi Situasi Covid 19 Tapi Belum Cukup

Ia menyebutkan puncak COVID terjadi pada 5 Januari dengan 128.000 kasus.

Pada 12 Januari, kasus infeksi menurun menjadi 105.000 kasus dan tingkat okupansi di rumah sakit tinggal 75,3 persen.

Puncak kunjungan ke klinik kesehatan dan rumah sakit di China terjadi pada 23 Desember yang menurut catatan NHC mencapai 2,87 juta per hari.

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X