Disebut Kemunafikan dan Propaganda, Petinggi Ukraina Tolak Usulan Rusia untuk Gencatan Senjata

- Jumat, 6 Januari 2023 | 09:20 WIB
Arsip - Rudal Ukraina menghancurkan bangunan sekolah di Makiivka, Ukraina yang dikuasai oleh Rusia. Bangunan ini telah digunakan sebagai markas militer Rusia. Atas kejadian ini Rusia menyalahkan penggunaan ponsel oleh personelnya secara ilegal.  (CBC)
Arsip - Rudal Ukraina menghancurkan bangunan sekolah di Makiivka, Ukraina yang dikuasai oleh Rusia. Bangunan ini telah digunakan sebagai markas militer Rusia. Atas kejadian ini Rusia menyalahkan penggunaan ponsel oleh personelnya secara ilegal. (CBC)

SINAR HARAPAN - SEORANG petinggi Ukraina menolak usulan Rusia untuk melakukan gencatan senjata selama 36 jam pada Kamis dan menyebut usulan itu sebagai kemunafikan dan propaganda.

Mykhailo Podolyak, penasihat presiden Ukraina, mengatakan di Twitter, "gencatan senjata sementara" hanya akan terjadi jika Rusia meninggalkan wilayah Ukraina yang mereka duduki.

Kremlin sebelumnya mengatakan Presiden RusiaVladimir Putin, telah memerintahkan gencatan senjata saat peringatan Natal Kristen Ortodoks yang akan dimulai pada Jumat siang.

Baca Juga: Xi Jinping Desak Rusia Menahan Diri Terhadap Ukraina, Nyatakan Keberatan Atas Penggunaan Senjata Nuklir

"Federasi Rusia harus meninggalkan wilayah yang didudukinya - hanya dengan itu 'gencatan senjata' akan terjadi. Simpanlah kemunafikan itu buat kalian sendiri," cuit Podolyak.

Lewat pernyataan yang lebih terperinci kepada pers, Podolyak mengatakan bahwa usulan Putin itu "murni gerakan propaganda".

Dia mengatakan Rusia, yang menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, ingin mendapatkan tambahan waktu untuk mengurangi intensitas pertempuran dan memulihkan diri.

Baca Juga: Geram Atas Serangan di Ukraina di Malam Tahun Baru, Zelensky: Ukraina Tidak Akan Pernah Memaafkan Anda

Juga mengerahkan pasukan tambahan dan terus membangun benteng di wilayah yang diduduki.

"Tipuan abal-abal. Tak ada keinginan sedikit pun untuk mengakhiri perang ini," kata Podolyak.

"Lagipula, saya ingatkan Anda bahwa hanya Rusia yang menyerang obyek-obyek sipil dengan rudal/drone, termasuk tempat-tempat ibadah, dan melakukannya tepat pada saat liburan Natal," katanya.***

Editor: Rosi Maria

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X