SINAR HARAPAN - KASUS COVID 19 di Korea Selatan tercatat di bawah 70.000 pada Sabtu, hari kedua berturut-turut, sementara kematian akibat penyakit itu mencapai jumlah tertinggi dalam tiga bulan belakangan.
Korsel pada Sabtu mencatat 66.211 kasus baru infeksi COVID-19, seperti diungkapkan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).
Jumlah baru infeksi tersebut termasuk sebanyak 66 kasus dari luar negeri dan menambah total kasus COVID 19 di Korsel menjadi 28.600.607, kata KDCA.
Baca Juga: Jangan Lupa Vaksinasi Covid 19 Anak! Jaga Kesehatan Si Kecil Agar Bisa Nikmati Liburan dengan Optimal
Jumlah kasus baru infeksi itu merupakan penurunan dari sehari sebelumnya, yang tercatat 16.168, serta seminggu sebelumnya sebanyak 66.930.
Angka harian kasus baru COVID 19 telah menurun hingga Selasa 20 Desember 2022 setelah mencatat jumlah tertinggi dalam tiga bulan terakhir ini di tengah kekhawatiran soal kemungkinan kemunculan gelombang virus itu selama musim dingin.
KDCA melaporkan ada 70 orang lebih yang meninggal karena COVID. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga bulan dan menjadikan total kematian sejumlah 31.744 orang.
Baca Juga: China Hapus Kebijakan Wajib PCR, Orang dengan Gejala COVID 19 Boleh bekerja 'Seperti Biasa'
Pasien kritis tercatat sebanyak 534 orang. Angka itu naik sebanyak empat orang dari sehari sebelumnya.
Kendati virus terus menyebar, pemerintah Korea Selatan pada Jumat mengumumkan rencana untuk secara bertahap mencabut kewajiban mengenakan masker.
Pemerintah juga mengumumkan seperangkat kriteria yang perlu dipenuhi sebelum pencabutan kewajiban tersebut diwujudkan.
Baca Juga: COVAX Telah Menyalurkan 1,84 Miliar Dosis Vaksin Covid 19 ke 92 Negara Berpendapatan Rendah dan Menengah
Persyaratan yang dimaksud ada empat.
Pertama, jumlah kasus baru infeksi harus stabil terlebih dahulu. Kedua, harus ada kecenderungan penurunan jumlah pasien kritis dan orang meninggal karena virus tersebut.
Ketiga, negara memiliki kemampuan dalam penanganan medis, dan keempat bahwa tingkat vaksinasi harus sudah tinggi di kalangan kelompok berisiko tinggi.
Baca Juga: AS Tegaskan Siap Bantu China Atasi Gelombang Infeksi COVID 19
Pemerintah menyebutkan sedikitnya dua kriteria tersebut harus sudah tercapai sebelum pencabutan kewajiban mengenakan masker bisa diberlakukan.
Pengecualian pencabutan kewajiban itu akan berlakukan pada tempat-tempat yang banyak kerumunan, seperti rumah sakit, pusat kegiatan masyarakat, dan griya lansia.***
Artikel Terkait
Kasus Covid 19 China Makin Tinggi, Xi Jinping Tolak Saran Penggunaan Vaksin Buatan Barat
Beijing Diguncang Isu Pencabutan Kebijakan Nol Covid, Ketua Partai CPC Sebut Situasi Parah dan Rumit
Wanita Obesitas Berisiko Tinggi Alami Long Covid 19, Gejalanya Batuk hingga Sesak Napas
Olahraga Jadi Tren Gaya Hidup dan Kompetisi Usai Pandemi Covid 19, Penanganan Cedera pun Harus Tepat
Masyarakat China Borong Obat Flu, Pelonggaran Kebijakan 'Nol COVID' Picu Kebingungan
Kasus Harian COVID 19 Korsel Masih di Atas 70.000, Pemerintah Pertimbangkan Pelonggaran Penggunaan Masker
Staf Terinfeksi Covid 19, KBRI Beijing Tutup Sementara! Sebagian Besar Staf Positif