SINAR HARAPAN - PRANCIS mengadakan konferensi internasional yang bertujuan menggalang dukungan untuk Ukraina dalam menghadapi musim dingin, di bawah serangan Rusia yang melancarkan invasi ke Kiev sejak Februari lalu.
Konferensi berjudul “Standing with the Ukrainian People” akan diselenggarakan di Paris pada Selasa dan diikuti sekitar 70 pejabat tinggi yang mewakili negara-negara mitra utama Ukraina dan organisasi internasional.
“Indonesia juga diundang dan akan berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Jadi pihak Kedutaan Besar (RI) akan mewakili Pemerintah Indonesia,” kata seorang sumber diplomatik Kedubes Prancis di Jakarta, dalam sesi wawancara daring pada Selasa.
Baca Juga: Zelensky Sebut Konflik di Wilayah Donetsk Mengerikan, Banyak Peluru, Amunisi, dan Ranjau yang Tidak Meledak
Konferensi itu dipimpin bersama oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang akan berbicara melalui konferensi video.
Konferensi bertujuan memberi solusi nyata dalam jangka pendek untuk menanggapi kebutuhan mendesak rakyat Ukraina dalam melewati musim dingin.
Ini untuk memastikan ketahanan infrastruktur di lima sektor utama yaitu akses ke energi, akses ke air, pangan, kesehatan, dan transportasi.
Serta melaksanakan mekanisme koordinasi yang memungkinkan penyesuaian bantuan secara real-time sesuai kebutuhan Ukraina, dan memastikan pembagian tugas yang efisien di antara negara mitra.
“Jadi secara konkret akan dibuat sebuah mekanisme untuk bantuan internasional yang akan diperbarui secara real time dengan melihat kebutuhan rakyat Ukraina… terutama untuk mempersiapkan mereka menghadapi musim dingin hingga pertengahan Maret (tahun depan),” tutur sumber diplomatik Prancis.
Saat musim dingin tiba, rakyat Ukraina sangat membutuhkan dukungan internasional tambahan khususnya akses ke listrik, pemanas, dan air karena Rusia terus membombardir infrastruktur sipil negara itu.
Baca Juga: Warga Ukraina Harus Bertahan Tanpa Listrik Hingga Akhir Maret, Zelensky Serukan Masyarakat Hemat Energi
Sebelumnya, Presiden Zelensky meminta warga Ukraina bersabar dan kuat dalam menghadapi kerasnya musim dingin, ketika pemerintah berupaya memulihkan listrik dan layanan lain yang hancur akibat serangan udara Rusia.
Di hadapan negara-negara G7 dia juga mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan dua miliar meter kubik gas untuk menghadapi musim dingin, untuk mengatasi krisis listrik di negaranya.
Zelensky mengatakan telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Macron guna mendiskusikan implementasi formula perdamaian, serta kerja sama pertahanan dan stabilitas energi.
Baca Juga: Zelensky Beberkan Rusia Sedang Siapkan Serangan Baru, Tak Akan Berhenti Selama Masih Miliki Rudal
Rusia menggempur infrastruktur listrik Ukraina sejak awal Oktober 2022.
Serangan itu menyebabkan pemadaman listrik dan membuat jutaan warga Ukraina menjalani hidup tanpa pemanas karena suhu yang anjlok.
Negara-negara Barat mengutuk gelombang serangan udara Rusia terhadap infrastruktur sipil dan listrik.***
Artikel Terkait
Tak Mau Berganti Sikap Walau Referendum Diumumkan, Zelensky: 'Posisi Kami Tidak Berubah oleh Kebisingan'
Zelensky Sebut Lima Syarat Ini untuk Menciptakan Perdamaian Antara Rusia dan Ukraina
Zelensky Sebut Ukraina Adalah Medan Perang Pertama Namun Rusia Sudah Membunuh Orang-orang di Eropa
Meghan Markle, Pangeran Harry, Bersama Presiden Zelensky Terima Penghargaan Organisasi Robert F. Kennedy
Majelis Umum PBB Menentang Referendum di Empat Wilayah Ukraina, Zelensky Ucapkan Terima Kasih