SINAR HARAPAN - PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin 5 Desember 2022 memperingatkan bahwa serangan rudal Rusia terhadap infrastruktur vital di Ukraina "membahayakan jutaan warga sipil" akibat suhu yang sangat dingin.
"Gelombang lain serangan rudal saat ini telah membuat jutaan orang (hidup) tanpa listrik dan air di sejumlah wilayah di utara, tengah dan selatan, serta di ibu kota Kiev," kata kolega juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada awak media.
Tremblay mengatakan pasokan air mengalami gangguan lantaran minimnya listrik untuk menjalankan pompa di Odesa. Sistem pemanas di Dnipro dan Odesa juga terkena imbasnya.
Baca Juga: Australia Menentang Rekomendasi PBB Masukkan Great Barrier Reef dalam Status Warisan Dunia 'dalam Bahaya'
"Serangan tersebut semakin menghancurkan sistem energi Ukraina pada saat suhu udara turun di bawah nol di sebagian besar wilayah dan mencapai -8 derajat di Kiev," katanya.
"Serangan berulang terhadap sistem energi ini membahayakan jutaan warga sipil akibat suhu yang sangat dingin, terutama orang-orang yang tinggal di garis depan tanpa akses ke sistem pemanas, air dan layanan esensial."
Menurut otoritas Ukraina, sekitar 40 persen wilayah Kiev mengalami pemadaman listrik.
Baca Juga: Pemerintah Iran dan PBB Sebutkan Angka Berbeda Soal Jumlah Korban Tewas Gegara Kerusuhan Kematian Mahsa Amini
Peringatan serangan udara di Ukraina hampir setiap hari terdengar karena kemungkinan serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) yang menargetkan infrastruktur warga sipil dan energi sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari.***
Artikel Terkait
Inggris, Jerman, Prancis Minta PBB Kirim Tim ke Ukraina Guna Selidiki Drone Rusia yang Diklaim Buatan Iran
Tolak Tuduhan Negara Barat Soal 'Bom Kotor', Putin Bersikeras Tak Akan Gunakan Nuklir di Ukraina
87.000 Orang Tentara Rusia Dikirim ke Zona Perang di Ukraina Setelah Dapat Pelatihan Tambahan Pertempuran
Sebut Akan Lebih Tekan Rusia, Jepang dan Jerman Sepakat Koordinasikan Tanggapan Atas Invasi Rusia ke Ukraina
Putin Geram Ukraina Coba Gunakan Koridor Kemanusiaan untuk Serang Armada Laut Hitam, Langsung Lakukan Hal Ini
Rusia dan Ukraina Bertukar 214 Tahanan, Mayoritas Personel Tentara yang Mempertahankan Kota Mariupol
Putin Sebut 50.000 Tentara Rusia Kini Bergabung di Ukraina, 320.000 Tentara Masih Ada di Kamp Pelatihan