SINAR HARAPAN - AMERIKA Serikat akan terus menekan China untuk mengatasi praktik ekonomi yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan AS.
Tetapi tidak bermaksud untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan negara Asia itu, kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, Rabu 30 November 2022.
Meski mengecam Beijing atas dukungan finansial besar-besaran kepada perusahaan-perusahaan China dan dugaan pencurian kekayaan intelektual AS.
Raimondo mengatakan dalam pidatonya di Massachusetts Institute of Technology, "Kami tidak berusaha dengan cara apa pun untuk memisahkan ekonomi kami dari ekonomi China".
"Kami ingin mempromosikan perdagangan dan investasi di bidang yang tidak mengancam keamanan nasional atau nilai-nilai hak asasi manusia kami," ujarnya.
Raimondo mencatat bahwa China adalah pasar ekspor terbesar ketiga AS dan ekspor tersebut secara langsung mendukung 750.000 pekerjaan di AS.
Baca Juga: Kapal China dengan Meriam Masuki Perairan Jepang Dekat Pulau Tak Berpenghuni Senkaku
Pada konferensi pers di Bucharest, Rumania, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menegaskan kembali posisi pemerintahnya.
AS disebut "tidak ingin memisahkan ekonomi AS (dari China)" dan tidak ingin berkonflik dengan China karena persaingan yang kian tajam di bidang militer, ekonomi, teknologi dan bidang lainnya.
Pernyataan para pejabat AS itu disampaikan ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus memperketat pembatasan akses China ke teknologi mutakhir seperti semikonduktor.
Baca Juga: Jurnalis BBC Dipukuli di Shanghai, Rishi Sunak Sebut Era Keemasan Hubungan Inggris China Sudah Berakhir
Pada Oktober, Departemen Perdagangan AS meluncurkan serangkaian kendali ekspor pada produk cip canggih tertentu yang dapat digunakan oleh Beijing.
Hal ini untuk melatih sistem kecerdasan buatan dan menjalankan aplikasi mutakhir di bidang militer dan pengawasan.
Raimondo mengatakan bahwa selama 50 tahun terakhir, AS berkomitmen pada gagasan bahwa "keterlibatan ekonomi dengan China akan melayani kepentingan bersama".
Pertama sebagai penyeimbang Uni Soviet dan kemudian sebagai "pintu gerbang menuju kemitraan politik dan ekonomi yang lebih erat".
"Tapi sekarang, jelas bahwa China mengambil jalan yang berbeda," katanya.
Raimondo mengatakan aspek yang mungkin paling mengganggu dari China adalah percepatan upayanya untuk "menyatukan kebijakan ekonomi dan teknologi dengan ambisi militernya".
Artikel Terkait
Wow, PBB Memprediksi India Bakal Gantikan China Sebagai Negara dengan Penduduk Terpadat di Dunia Tahun Depan
Rishi Sunak Bertolak ke Bali untuk Hadiri KTT G20, Siap Kritik China dan Rusia
Pengamat China Sebut Keberhasilan Presidensi RI di G20 'Menunjukkan Kuatnya Pengaruh Indonesia'
China Dikejutkan dengan Kematian Akibat Covid 19 Pertama Setelah Tujuh Bulan, Ini Sebabnya
Ini Faktor yang Sebabkan Munculnya Kasus Kematian di China dalam Dua Hari Berturut-turut
Rekor! Kasus Baru Covid 19 China Capai 31.454 Orang, Tertinggi Sejak Awal Pandemi Covid 19
Kirimkan Pesan Duka Cita Kepada Korban Gempa Cianjur, Xi Jinping: 'China Siap Memberikan Dukungan dan Bantuan'