SINAR HARAPAN - PENGGEMAR sepak bola yang menghadiri pertandingan Piala Dunia di Qatar harus merogoh kocek hampir 40 persen lebih mahal untuk tiket menonton pertandingan.
Ini jika harga tiket tersebut dibandingkan dengan tiket nonton saat Piala Dunia 2018 di Rusia.
Saat itu tiket dijual dengan harga tiket final rata-rata USD812 atau sekitar Rp12,7 juta kata sebuah studi, dikutip dari Indian Express.
Baca Juga: Menlu Retno Bertemu Dengan Pejabat Taliban di Qatar
Saat digelar di Rusia, penonton harus membayar membayar rata-rata 214 pound atau Rp4 juta untuk mendapatkan satu tempat duduk.
Tiket pertandingan di Qatar rata-rata berharga 286 pound atau Rp5,3 juta menurut sebuah studi oleh Keller Sports.
Karenanya, harga tiket di Qatar adalah yang termahal untuk pertandingan Piala Dunia dalam 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Dua Bulan Berhenti, Qatar Lanjutkan Evakuasi dari Afganistan
Harga tiket final 59 persen lebih tinggi dari empat tahun lalu, menurut studi oleh penyedia pakaian olah raga yang berbasis di Munich.
"Piala Dunia di Qatar sudah dianggap sebagai Piala Dunia termahal yang pernah ada," papar studi tersebut.
Pembangunan enam stadion baru dan renovasi total dua arena lain di negara itu dikatakan menelan biaya sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp47 trilun kata studi tersebut.
Baca Juga: Indonesia Masuk Kategori Green List Country Qatar
"Lebih banyak uang dihabiskan untuk memperluas infrastruktur Ibu Kota Doha, seperti jalur transportasi dan rekonstruksi bandara internasional.
"Tidak mengherankan bahwa Piala Dunia di Qatar juga merupakan Piala Dunia dengan rata-rata tiket termahal," kata studi itu.
Qatar telah membangun tujuh stadion untuk menyelenggarakan Piala Dunia.
Artikel Terkait
Menlu Qatar Ingin Negara-negara Teluk Arab Berdialog dengan Iran
Sekjen PBB Puji Mesir dan Qatar Upayakan Gencantan Senjata Israel-Palestina
Menlu Retno Bertemu Dengan Pejabat Taliban di Qatar
Dua Bulan Berhenti, Qatar Lanjutkan Evakuasi dari Afganistan
Indonesia Masuk Kategori "Green List Country" Qatar
Qatar Berupaya Dekatkan Pandangan AS dan Iran