Setidaknya 15 Ribu Orang Meninggal di Eropa Karena Gelombang Panas, Jerman dan Spanyol Kena Dampak Terburuk

- Selasa, 8 November 2022 | 12:45 WIB
Setidaknya 15 ribu orang meninggal di Eropa karena gelombang panas. (Pixabay)
Setidaknya 15 ribu orang meninggal di Eropa karena gelombang panas. (Pixabay)

SINAR HARAPAN - SETIDAKNYA 15.000 orang telah meninggal di Eropa karena gelombang panas pada tahun 2022 sejauh ini.

Hal ini diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 7 November 2022.

Spanyol dan Jerman jadi antara negara-negara yang terkena dampak terburuk.

Baca Juga: Cacar Monyet Sudah Menyebar ke 75 Negara, Direktur Jenderal WHO Nyatakan Situasi Darurat

Durasi tiga bulan Juni-Agustus adalah yang terpanas di Eropa sejak pencatatan dimulai.

Suhu yang sangat tinggi menyebabkan kekeringan terburuk yang pernah disaksikan benua itu sejak Abad Pertengahan.

“Berdasarkan data negara yang disampaikan sejauh ini, diperkirakan sedikitnya 15.000 orang meninggal khusus akibat panas pada 2022,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Kluge.

Baca Juga: Sebut Akhir Pandemi Sudah di Depan Mata, Dirjen WHO: 'Sekarang Adalah Waktu Terburuk untuk Berhenti Berlari'

"Hampir 4.000 kematian di Spanyol, lebih dari 1.000 di Portugal, lebih dari 3.200 di Inggris, dan sekitar 4.500 kematian di Jerman dilaporkan oleh otoritas kesehatan selama 3 bulan musim panas," tambahnya.

"Perkiraan ini diperkirakan akan meningkat karena lebih banyak negara melaporkan kelebihan kematian akibat panas," katanya, menyoroti KTT iklim PBB di Mesir dan seruannya untuk tindakan cepat.

Tanaman layu di keranjang roti Eropa, saat musim kemarau bersejarah mendorong rekor intensitas kebakaran hutan dan memberi tekanan parah pada jaringan listrik benua itu.

Baca Juga: WHO Sudah Pertimbangkan untuk Masuki Endemi, Masyarakat Diingatkan untuk Tetap Rutin Cuci Tangan

Gelombang panas berturut-turut antara Juni dan Juli, di mana suhu di atas 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit) di Inggris untuk pertama kalinya.

“Stres panas, ketika tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri, adalah penyebab utama kematian terkait cuaca di Kawasan Eropa,” kata WHO.

Ia menambahkan bahwa suhu ekstrem dapat menjadi bahaya bagi orang yang menderita penyakit jantung kronis, masalah pernapasan, dan diabetes.

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X