SINAR HARAPAN - DEWAN Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Jumat (4 Oktober) masih terbelah tentang cara menangani peluncuran rudal balistik Korea Utara yang terus berlanjut.
Para anggota pemegang hak veto di dewan tersebut gagal menjembatani perbedaan.
Amerika Serikat menegaskan dalam sebuah sesi bahwa 13 dari 15 anggota DK PBB telah bersepakat untuk mengambil tindakan hukuman terhadap Korut.
Baca Juga: PBB Serukan Nol Toleransi untuk Terorisme, Tekankan Perlunya Langkah Melawan Al Qaida dan ISIS
AS terus melanjutkan uji peluncuran rudal balistik yang bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan sebelumnya.
Namun, Pyongyang telah menikmati "selimut perlindungan" dari dua anggota DK PBB lainnya, kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.
Dia mengacu pada China --penyokong utama Korut-- dan Rusia.
Baca Juga: Rusia Nyatakan Siap Pasok Bahan Makanan ke Negara-negara yang Tawarkan Harga Wajar
"Momen ini menuntut persatuan dari Dewan Keamanan," kata Thomas-Greenfield.
China dan Rusia berpendapat bahwa latihan militer bersama oleh AS dan Korea Selatan telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
"Kegiatan peluncuran rudal DPRK baru-baru ini tidak terjadi dengan sendirinya tanpa penyebab, dan peluncuran itu secara langsung berhubungan dengan kata-kata dan perbuatan pihak-pihak terkait," kata Duta Besar China Zhang Jun.
Baca Juga: Sebut Akan Lebih Tekan Rusia, Jepang dan Jerman Sepakat Koordinasikan Tanggapan Atas Invasi Rusia ke Ukraina
DPRK atau Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korut.
Duta Besar Jepang untuk PBB Kimihiro Ishikane mendesak DK PBB untuk bertindak sebagai satu kesatuan.
Dia mengatakan bahwa pelanggaran Korut terhadap resolusi-resolusi sebelumnya "sejalan dengan tidak adanya tindakan dari Dewan Keamanan sejak lama karena sikap negatif dari beberapa anggota dewan".
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Bertukar 214 Tahanan, Mayoritas Personel Tentara yang Mempertahankan Kota Mariupol
Sejak uji coba nuklir pertama Korut pada 2006, DK PBB telah mengadopsi sejumlah resolusi yang melarang negara itu melakukan peluncuran rudal balistik.
Pyongyang telah menguji berbagai rudal lebih sering daripada sebelumnya, dan peluncuran rudal pada Kamis 3 November 2022 menandai uji coba rudal Korut ke-30 pada tahun ini.
Pada Oktober, DK PBB gagal mengambil tindakan terkoordinasi, seperti mengadopsi sebuah pernyataan bersama untuk menyikapi Korut yang menembakkan rudal balistik ke Samudra Pasifik yang terbang di atas Jepang.
Baca Juga: Korea Utara dan Korea Selatan Memanas Gegara Latihan Militer: AS, China, dan Rusia Saling Tuding
Pada Mei, China dan Rusia memveto resolusi DK PBB, yang dirancang AS untuk memperkuat sanksi ekonomi terhadap Korut.***
Artikel Terkait
1,4 Juta Kasus 'Demam' Dilaporkan, Korea Utara Dibayangi Ancaman Wabah COVID 19
Pertanian dan Pabrik Tetap Beroperasi di Tengah Wabah, Korea Utara Klaim Berhasil Perangi Wabah COVID 19
'Pasien Demam' di Korea Utara Tercatat 3,36 Jiwa, Kasus Harian Turun di Bawah 100.000
Tak Ada Data, WHO Ragukan Klaim Keberhasilan Penanganan Wabah Korea Utara
Makin Panas, Duta Besar Korea Utara Serahkan Dokumen Pengakuan kepada Utusan Republik Rakyat Donetsk
Adik Kim Jong Un Sebut Kakaknya Jatuh Sakit Selama Wabah Virus Corona Menyebar di Korea Utara
PBB Dukung Denuklirisasi Korea Utara, Sebut Itu Tujuan Penting dalam Mencapai Keamanan dan Stabilitas Kawasan