SINAR HARAPAN - PERDANA Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Selasa 1 November sepakat untuk semakin mengoordinasikan tanggapan kedua negara terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
PM Jepang dan Presiden Jerman itu berjanji untuk mempertahankan sanksi keras terhadap Rusia.
Pada konferensi pers bersama setelah pertemuan kedua pemimpin di Tokyo, Kishida dan Steinmeier mengatakan bahwa mereka juga mengonfirmasi akan bergandengan tangan.
Baca Juga: Aduh, Jerman Catat Kasus Pertama Cacar Monyet pada Anak, Tertular dari Anggota Keluarga Serumah
Khususnya untuk menghadapi berbagai tantangan global sebagai ketua dari Kelompok 7 negara industri besar (G7) yang akan datang dan yang saat ini menjabat.
"Sekarang saya sangat merasakan pentingnya kolaborasi erat kami," kata Kishida pada awal pembicaraan.
Sementara itu, Presiden Jerman, yang tidak memiliki otoritas pengambilan keputusan, menekankan perlunya memberi tekanan lebih pada Moskow.
Beberapa anggota G7 seperti Jepang dan Jerman masih mengimpor energi dari Rusia, termasuk gas alam.
Namun, anggota G-7 yang juga termasuk Inggris, Kanada, Prancis, Italia dan Amerika Serikat serta Uni Eropa telah memimpin upaya internasional untuk menjatuhkan sanksi ekonomi berat.
Ini dijatuhkan terhadap Rusia atas perangnya terhadap Ukraina yang dilakukan sejak Februari 2022. Jepang akan mengambil alih jabatan presiden bergilir G7 dari Jerman tahun depan.
Baca Juga: Pemerintah Jerman Usulkan Pembicaraan Draf Proposal Soal Pelarangan Visa Schengen untuk Rusia ke Uni Eropa
Pada Selasa 1 November 2022, Kishida dan Steinmeier berjanji untuk bekerja sama menuju keberhasilan konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Hiroshima pada 2023.
Kishida dan Steinmeier juga membahas kerja sama untuk menuju realisasi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Yaitu sebuah visi yang dipromosikan oleh Jepang dan Amerika Serikat dalam suatu perlawanan terselubung terhadap kekuatan militer China yang tumbuh di kawasan Asia-Pasifik.
Baca Juga: Pasukan Keamanan Jerman Laporkan Indikasi Dinas Rahasia Rusia Memata-matai Latihan Tentara Ukraina
Tokyo dan Berlin telah berpandangan sama bahwa keamanan Eropa tidak dapat dipisahkan dari Asia.
Kishida menjadi perdana menteri Jepang pertama yang berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Juni lalu.
Pada Kamis 3 November 2022, pemerintah Jepang dan Jerman akan mengadakan pembicaraan keamanan 'two-plus-two' di sela-sela pertemuan menteri luar negeri G7.
Pertemuan ini dijadwalkan selama dua hari hingga Jumat 4 November 2022 di kota Munster, Jerman barat.
Kunjungan Steinmeier ke Jepang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari mulai Selasa.
Steinmeier melakukan perjalanan resmi pertamanya ke negara Asia sejak Oktober 2019 saat dia menghadiri upacara penobatan Kaisar Naruhito di Tokyo.
Steinmeier dua kali menjabat sebagai menteri luar negeri Jerman di bawah pemerintahan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Artikel Terkait
Ilmuan Jepang Kembangkan 'Kecoak Cyborg' yang Bisa Jadi 'Tim Penyelamat' Saat Manusia Hadapi Bencana
Berawal dari Menulis Doa dengan Aksara Jepang, WNI di Nagoya Tulis Buku Doa-doa dari Alquran dalam Tiga Bahasa
Akhirnya! Jepang Bakal Longgarkan Aturan Covid 19 di Perbatasan, Dimulai dengan Negara-negara Berikut
Indonesia Jepang Sepakati Kerja Sama Bisnis Biomassa Rp2,1 Triliun
Gegara Perang Rusia di Ukraina, 67 Persen Warga Jepang Lakukan Upaya Penghematan Listrik
Pemerintah Jepang Mengusir Seorang Pegawai Konsulat Rusia di Sapporo
Setelah Ditutup Tujuh Bulan Karena Invasi di Ukraina, Kedutaan Jepang di Kiev Akhirnya Dibuka Kembali