SINAR HARAPAN - LUIZ Inacio Lula da Silva mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden Brazil pada Minggu 30 Oktober 2022.
Ini disebut-sebut sebagai pemilu paling penting sejak kembalinya demokrasi di negara itu.
Lula akan menjadi presiden ke-39 Brazil pada 1 Januari 2023 setelah sebelumnya menjabat sebagai presiden ke-35 negara itu pada 2003-2010.
Baca Juga: Dirawat di RS, Presiden Brazil Alami Penyumbatan Usus
"Saya menganggap bahwa saya memiliki proses kebangkitan dalam politik Brazil," ujarnya.
"Mereka mencoba mengubur saya hidup-hidup, dan sekarang saya di sini untuk memerintah negara," katanya.
"Dalam situasi yang sangat sulit, tetapi saya yakin bahwa dengan bantuan rakyat, kita akan menemukan jalan keluar dan memulihkan perdamaian," tulisnya di Twitter.
Baca Juga: Brazil Tangguhkan 12 Juta Dosis Vaksin Sinovac
Selama masa jabatan sebelumnya, Lula membantu mengangkat sekitar 30 juta warga Brazil keluar dari kemiskinan dengan sejumlah program sosial.
Mantan presiden sayap kiri itu tetap menjadi pemimpin populer yang pernah mencatatkan ekonomi kuat dengan tingkat persetujuan publik yang tinggi, ketika dia meninggalkan kantor kepresidenan pada 31 Desember 2010.
Lula, mantan pemimpin serikat pekerja, mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2018 sampai hukuman korupsi dan pencucian uang membatasi aspirasi politiknya.
Baca Juga: Brazil Laporkan Penambahan 62.290 Kasus Corona
Dia dikirim ke penjara dan Bolsonaro, mantan kapten tentara, memenangi kursi kepresidenan.
Pada 2019, Lula dibebaskan dari penjara setelah vonis terhadapnya dibatalkan Mahkamah Agung, yang memungkinkan dia untuk mencalonkan diri lagi.
Dengan 99,55 persen suara selesai dihitung, Lula telah unggul 50,88 persen dengan mengumpulkan 60.048.560 suara, menurut data dari Mahkamah Agung Pemilihan.
Baca Juga: Brazil Tangguhkan 12 Juta Dosis Vaksin Sinovac
Sementara itu, Bolsonaro memperoleh 49,12 persen atau 57.976.538 suara.
Sekitar 156 juta pemilih memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden di negara itu, di mana mencoblos adalah kewajiban.
Lebih dari 697.000 warga Brazil yang tinggal di luar negeri juga berhak memilih, menurut kantor berita publik nasional Agencia Brasil.
Baca Juga: Brazil Catat 28 Kematian Akibat Covid-19
Luiz Inacio Lula da Silva berjanji untuk menyatukan kembali Brazil, setelah dia mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden yang sengit pada Minggu 30 Oktober 2022.
Menyusul pemilihan paling penting sejak kembalinya demokrasi di Brazil itu, Lula menyerukan persatuan serta berjanji untuk memerangi kelaparan dan bertindak keras melawan deforestasi di Amazon.
"Kawanku, mulai 1 Januari 2023 saya akan memerintah untuk 215 juta warga Brazil, dan bukan hanya untuk mereka yang memilih saya. Tidak ada dua jenis warga Brazil," kata Lula kepada pendukungnya di Sao Paulo pada Minggu.
Baca Juga: Brazil Catat Rekor 137 Ribu Kasus Harian Covid-19
"Kita adalah satu negara, satu warga, negara yang besar," ujar Lula.
Setelah pemilihan presiden yang paling memecah belah dan terpolarosasi itu, Lula mengakui bahwa Brazil berada dalam situasi yang sangat sulit. Dia menegaskan sekarang adalah saatnya menjauhi kebencian.
“Kita akan mencari jalan keluar agar negara ini bisa hidup kembali secara demokratis dan harmonis. Tidak ada yang tertarik untuk tinggal di negara yang terpecah, dalam keadaan perang yang abadi," ujar dia.
Baca Juga: Brazil Setujui Vaksin Coronavac untuk Usia 6-17 Tahun
Lula menggambarkan perang melawan kelaparan sebagai 'komitmen paling mendesak' setelah tahun ini Brazil kembali masuk ke dalam Peta Kelaparan PBB setelah delapan tahun, ketika 33 juta warganya mengalami kelaparan.
"Jika kita adalah produsen makanan terbesar ketiga di dunia dan produsen protein hewani terbesar, jika kita memiliki teknologi dan lahan subur yang luas, jika kita dapat mengekspor ke seluruh dunia, kita memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap warga Brazil bisa sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari,” kata dia.
Lula, yang selama masa jabatan sebelumnya sebagai presiden pada 2003-2010 membantu mengurangi kemiskinan ekstrem melalui program kesejahteraan Bolsa Familia.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Brazil Kembali di Atas 160.000
Artikel Terkait
Brazil Catat Rekor 137 Ribu Kasus Harian Covid-19
Brazil Setujui Vaksin Coronavac untuk Usia 6-17 Tahun
Kasus Harian Covid-19 Brazil Kembali di Atas 160.000
Brazil Catat 135.080 Kasus Baru Covid Saat Omicron Merajalela
Brazil Serukan Penarikan Pasukan dalam Krisis Ukraina