SINAR HARAPAN - PARA pemimpin Jepang dan Australia berencana untuk mengeluarkan deklarasi baru tentang kerja sama keamanan kedua negara, kata sejumlah sumber pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Pengumuman baru kerja sama keamanan itu dilakukan di tengah meningkatnya kekuatan militer dan ketegasan maritim China di kawasan Indo-Pasifik.
Deklarasi yang menyoroti pentingnya kawasan 'Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka' kemungkinan akan diumumkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan mitranya PM Australia Anthony Albanese.
Baca Juga: Indonesia Jepang Sepakati Kerja Sama Bisnis Biomassa Rp2,1 Triliun
Kishida dan Albanese dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan pada Sabtu di Perth, menurut sumber tersebut.
Deklarasi itu akan menjadi perubahan dari dokumen lama yang ditandatangani pada 2007 oleh Perdana Menteri Shinzo Abe dan Perdana Menteri Australia John Howard.
Deklarasi itu mengakui 'kepentingan strategis bersama dan manfaat keamanan yang diwujudkan dalam hubungan aliansi masing-masing negara dengan Amerika Serikat.'
Baca Juga: Gegara Perang Rusia di Ukraina, 67 Persen Warga Jepang Lakukan Upaya Penghematan Listrik
Kedua pemimpin juga berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan trilateral.
Walaupun deklarasi lama tersebut membahas soal pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara, tidak ada referensi implisit mengenai China.
Selama pertemuan pertama mereka pada Mei, Kishida dan Albanese sepakat untuk melanjutkan koordinasi mengenai deklarasi bersama baru tentang kerja sama keamanan.
Baca Juga: Pemerintah Jepang Mengusir Seorang Pegawai Konsulat Rusia di Sapporo
Ini dengan pertimbangan bahwa pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik telah meningkat secara signifikan selama 15 tahun.
Selain klaim teritorialnya yang agresif di perairan regional, China telah memberikan pengaruh atas negara-negara kepulauan Pasifik di dekat Australia.
Langkah China itu menimbulkan kekhawatiran, khususnya melalui penandatanganan pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon pada awal tahun ini.
Baca Juga: Setelah Ditutup Tujuh Bulan Karena Invasi di Ukraina, Kedutaan Jepang di Kiev Akhirnya Dibuka Kembali
Jepang menganggap Australia sebagai semi-sekutu dan kedua negara adalah bagian dari Quad.
Yakni kerangka keamanan empat arah yang juga mencakup India dan Amerika Serikat.
Pada pertemuan Kishida-Albanese yang akan datang, kerja sama energi juga akan menjadi agenda utama.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Rudal dan Nuklir Korea Utara, Jepang dan Malaysia Bakal Bekerja Sama
Jepang bergantung pada Australia untuk lebih dari sepertiga impor gas alam cairnya, tetapi rantai pasokan global telah terganggu setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Kishida telah merencanakan untuk mengunjungi Australia pada Januari 2022, namun perjalanan itu dibatalkan karena peningkatan tajam kasus COVID-19 di Jepang pada saat itu.
Kunjungan Kishida pekan ini akan menjadi kunjungan pertama perdana menteri Jepang ke Australia sejak 2018.
Baca Juga: Jadi Alternatif Obat untuk Kesehatan, Ahli Botani Jepang Jual Jamu Tradisional Indonesia
Sementara PM Albanese telah mengunjungi Jepang pada Mei untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) Quad.
Pada akhir September, Albanese juga melakukan perjalanan ke Tokyo untuk menghadiri pemakaman kenegaraan Shinzo Abe.
Shinzo Abe ditembak mati saat pidato kampanye pemilihan pada Juli.***
Artikel Terkait
Ghibli Park Segera Dibuka di Jepang, Ajak Penggemar Totoro Menjelajah di Dunia Animasi yang Menggemaskan
Topan Nanmadol Bikin Badan Meteorologi Jepang Desak Penduduk Evakuasi Bagian Selatan Pulau Kyushu
Ilmuan Jepang Kembangkan 'Kecoak Cyborg' yang Bisa Jadi 'Tim Penyelamat' Saat Manusia Hadapi Bencana
Berawal dari Menulis Doa dengan Aksara Jepang, WNI di Nagoya Tulis Buku Doa-doa dari Alquran dalam Tiga Bahasa
Akhirnya! Jepang Bakal Longgarkan Aturan Covid 19 di Perbatasan, Dimulai dengan Negara-negara Berikut