SINAR HARAPAN - PARA pemimpin dari negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7) pada Selasa, 11 Oktober 2022 memperingatkan Rusia soal penggunaan nuklir.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa setiap penggunaan senjata nuklir 'akan menghadapi konsekuensi yang parah.'
Pernyataan tersebut disampaikan para pemimpin G7 ketika menegaskan kembali tekad mereka untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusia.
Baca Juga: Kemenlu Iran Sebut Sedang Meninjau Proposal Amerika Serikat Soal Kesepakatan Nuklir
Para pemimpin G7 berkumpul setelah peristiwa gelombang serangan Rusia ke Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan akhir pekan lalu.
Ledakan ini merusak jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dengan Krimea.
Rusia mengaitkan ledakan di jembatan itu dengan operasi pasukan Ukraina.
Moskow pun menanggapi serangan di jembatan dengan melepaskan salah satu serangan rudal terbesarnya ke Ukraina sejak invasi dimulai pada akhir Februari 2022.
"Kami mengutuk serangan (Rusia) ini dengan sekuat tenaga," kata para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa dalam pernyataan bersama.
Pernyataan bersama para pemimpin G7 itu juga menyoroti infrastruktur sipil dan kota-kota di seluruh Ukraina yang menjadi sasaran dalam serangan rudal oleh Rusia.
Baca Juga: Biden Peringatkan Rusia Akan Hadapi Konsekuensi Jika Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
"Serangan membabi buta terhadap penduduk sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang," kata pemimpin G7 dalam pernyataannya.
Kami akan meminta pertanggungjawaban Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin dan semua pihak yang bertanggung jawab," ujar pemimpin G7 lagi.
Selain itu, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir taktis untuk serangan terbatas dalam perang melawan Ukraina.
Baca Juga: Pasukan Rusia Disebut Terkepung dan Tak Bisa Bertahan, Biden Wanti-wanti Putin Hindari Senjata Nuklir
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan: "Kita tidak boleh membuat Ukraina menjadi sasaran baru pengeboman dengan senjata nuklir."
Setelah pertemuan darurat G7 secara daring, Kishida mengatakan negara-negara anggota G7 menegaskan bahwa serangan Rusia terhadap warga dan wilayah sipil di Ukraina "tidak dapat dibenarkan", dan G7 setuju untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi agresi Moskow terhadap Kiev.
"Ancaman dan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia tidak boleh terjadi," kata Kishida.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Rudal dan Nuklir Korea Utara, Jepang dan Malaysia Bakal Bekerja Sama
Dia menambahkan bahwa dunia harus melanjutkan sejarah dengan tidak menggunakan senjata nuklir.***
Artikel Terkait
Putin Keluarkan Dekrit, Putuskan PLTN Zaporizhzhia yang Sebelumnya Milik Ukraina Jadi Aset Federal Rusia
Iran, Rusia, China Makin Mesra, Ebrahim Raisi Sebut Ini Era Baru Menandai 'Tatanan Dunia yang Multipolar'
Pusat Komunikasi Strategis Ukraina Beberkan 3 Instrumen Ini yang Digunakan Rusia dalam Memaksakan Kompromi
UE Terbitkan Paket Sanksi Kedelapan untuk Rusia: Termasuk Pembatasan Harga Minyak dan Impor Senilai Rp104,5 T
Zelensky Sebut Ukraina Adalah Medan Perang Pertama Namun Rusia Sudah Membunuh Orang-orang di Eropa
Rusia Sebut Ledakan di Jembatan Krimea Sebagai Serangan Teroris yang Ingin Hancurkan Infrastruktur Sipil
Persilakan Negara Bagian AS yang Ingin Bergabung ke Negaranya, Anggota Parlemen Rusia: Akan Dipertimbangkan
Negara-negara Uni Eropa, Norwegia, Ukraina dan Inggris Dilarang Melintas di Wilayah Rusia
Biden Berjanji Sediakan Lebih Banyak Senjata untuk Ukraina Setelah Serangan Rusia pada Senin
Perusahaan Mark Zuckerberg Meta Dimasukkan Rusia ke Daftar Organisasi Ekstrimis dan Teroris