SINAR HARAPAN - PIHAK berwenang Rusia tidak ragu bahwa ledakan di Jembatan Krimea adalah serangan teroris yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia.
Hal ini disampaikan Presiden Vladimir Putin pada hari Minggu. Dia menambahkan bahwa layanan khusus Ukraina berada di balik serangan itu.
“Ini seperti yang Anda katakan, tidak ada keraguan [tentang itu]. Ini adalah tindakan teroris yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Federasi Rusia," kata Putin pada pertemuan dengan kepala Komite Investigasi Federasi Rusia Alexander Bastrykin.
Baca Juga: Kepala Administrasi Militer Kherson Minta Putin Menerima Wilayahnya Masuk ke Rusia
"Itu diperintahkan, ditulis dan dilakukan oleh dinas khusus Ukraina," kata Putin lagi.
Kepala Komite Investigasi mengkonfirmasi hal ini, menambahkan bahwa ada warga Rusia dan negara asing membantu layanan khusus Ukraina dalam persiapan serangan.
Pada Sabtu pagi, sebuah truk meledak di Jembatan Krimea, merobohkan dua bagian jalan yang menuju ke timur.
Kemudian membakar sekeranjang tangki bahan bakar di bagian rel yang berdekatan dan terpisah dari jembatan.
Akibat ledakan tersebut, tiga orang tewas. Sebuah komisi pemerintah yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin dibentuk setelah insiden itu.
Artikel Terkait
Putin Setujui Amandemen, Tentara Rusia yang Menolak Berperang di Ukraina Bisa Dihukum Hingga 10 Tahun Penjara
Rusia Tekankan Berikan Perlindungan Penuh pada Wilayah-wilayah yang Akan Adakan Referendum
Rusia Anugerahkan Kewarganegaraan pada Pembocor Intelijen AS, Edward Snowden
Menlu Rusia Sebut Pernyataan Menlu Polandia Soal Kerusakan Pipa Nord Stream 2 Bisa Dianggap Serangan Teror
Apple Hapus Jejaring Sosial Terbesar di Rusia dari App Store
Gokil, Xiumin EXO Duduki Puncak Tangga Lagu iTunes di 33 Negara! Termasuk Indonesia, Rusia, hingga UEA
Kepala Administrasi Militer Kherson Minta Putin Menerima Wilayahnya Masuk ke Rusia
Referendum Keempat Wilayah Selesai, Putin Akan Resmikan Donetsk, Lugansk, Zaporozhye, dan Kherson Masuk Rusia
Rusia Sebut NATO Pernah Melakukan Latihan Militer di Dekat Lokasi Kebocoran Nord Stream, Ini Tanggapan Barat
Empat Wilayahnya Dicaplok Rusia, Ukraina Resmi Ajukan 'Jalur Cepat' untuk Masuk Keanggotaan NATO