• Sabtu, 30 September 2023

Berawal dari Menulis Doa dengan Aksara Jepang, WNI di Nagoya Tulis Buku Doa-doa dari Alquran dalam Tiga Bahasa

- Kamis, 22 September 2022 | 16:44 WIB
Berawal dari menulis doa dengan aksara Jepang, WNI di Nagoya tulis buku doa-doa dari Alquran dalam tiga bahasa. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Berawal dari menulis doa dengan aksara Jepang, WNI di Nagoya tulis buku doa-doa dari Alquran dalam tiga bahasa. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)

SINAR HARAPAN - SALAH seorang warga negara Indonesia (WNI) di Nagoya, Jepang, Seriyawati menulis sebuah buku yang berjudul “Doa-doa dari Al Quran” dalam tiga bahasa, di antaranya bahasa Indonesia, Jepang dan  Inggris.

Seriyawati saat dihubungi di Tokyo, Kamis menuturkan awal mula menulis buku tersebut untuk bahan ajar murid-muridnya yang belum memahami huruf alfabet dalam melafalkan doa.

“Anak-anak di sini di Jepang belajarnya itu pakai Katakana, mereka enggak belajar Latin atau alfabet,” katannya.

Baca Juga: Lewat Panggung Dewa 19 dan 'Hadapi Dengan Senyuman', Ahmad Dhani Sampaikan Doa untuk Ayah dan Ibu Vega Antares

Seriyawati awalnya hanya menuliskan doa-doa dalam aksara Jepang Katakana dan Hiragana.

Kemudian difotokopi dan dibagikan kepada murid-muridnya, tetapi buklet tersebut seringkali hilang dan cepat rusak.

Akhirnya, dia terpikir untuk menulis buku dan menggunakan berbagai bahasa agar cakupan pembaca bukan hanya murid-muridnya saja.

Baca Juga: Doa Sapu Jagad Adalah? Simak Lafal Doa yang Paling Banyak Dibaca Rasulullah SAW Diutamakan di Hari Tasyrik

Melainkan juga para Muslim di Jepang atau siapa pun yang tertarik belajar Al Quran.

Buku tersebut berisi doa dalam bahasa asli, yakni bahasa Arab, kemudian terdapat pelafalan huruf Latin dan huruf Katakana.

Atau aksara Jepang yang khusus digunakan untuk kata-kata serapan dari bahasa asing.

Baca Juga: 10 Ucapan dan Doa Menyambut Malam Lailatul Qadar: Cocok Dikirimkan Lewat WhatsApp atau Status Medsos

Kemudian, doa-doa tersebut disertakan terjemahan dalam tiga bahasa, di antaranya bahasa Jepang, Indonesia dan Inggris.

“Saya tambahkan terjemahannya biar semua orang bisa mempelajarinya. Kebetulan saya juga punya murid online dari Prancis. Jadi, memang dia enggak bisa bahasa Jepang dan Indonesia. Saya pikir bisa belajar dari buku ini karena ada bahasa Inggris, bahasa internasional,” ujarnya.

Dia menambahkan murid-muridnya pun berasal dari berbagai macam keturunan, tidak hanya Indonesia tetapi juga Jepang, Bangladesh dan Uzbekistan.

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Akhir Pahit Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh

Jumat, 29 September 2023 | 07:15 WIB
X