Minta Rusia Tarik Senjata Berat dari PLTN Ukraina Zaporizhzhia, Macron Akan Kembali Telepon Putin

- Senin, 12 September 2022 | 08:29 WIB
Arsip - Minta Rusia tarik senjata berat dari PLTN Ukraina Zaporizhzhia, Macron akan kembali telepon Putin. (Bonsernews.com/dw.com/id/AP/picture alliance)
Arsip - Minta Rusia tarik senjata berat dari PLTN Ukraina Zaporizhzhia, Macron akan kembali telepon Putin. (Bonsernews.com/dw.com/id/AP/picture alliance)

SINAR HARAPAN - PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron berencana untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, melalui telepon lagi tentang situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Hal ini akan dilakukannya dalam beberapa hari mendatang, kata Istana Elysee pada hari Minggu, 11 September 2022.

"Presiden akan berbicara dengan Presiden Putin lagi dalam beberapa hari mendatang untuk mencapai kesepakatan mengenai masalah memastikan keamanan di PLTN Zaporizhzhia," kata kantor kepresidenan seperti dikutip dari TASS.

Kantor itu menambahkan bahwa Presiden Macron 'akan tetap berhubungan dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky dan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi.'

Baca Juga: Panas, Parlemen Korea Utara Sahkan UU Senjata Nuklir Sebagai Lini Pertahanan Pertama Jika Pyongyang Diserang

Menurut Istana Elysee, Macron menekankan perlunya menjamin keamanan PLTN Zaporizhzhia.

Juga mencatat bahwa 'kehadiran Rusia mendasari risiko yang dihadapi pembangkit listrik tenaga nuklir.'

"Presiden Prancis menyerukan penarikan senjata berat dan senjata Rusia lainnya, serta penerapan rekomendasi IAEA untuk memastikan keamanan fasilitas," katanya.

Selain itu, pemimpin Prancis itu menyerukan agar operasi Rusia segera diakhiri dan dimulainya pembicaraan pemulihan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

Baca Juga: Mantan Menlu Austria Sebut Tak Semua Negara Uni Eropa Ingin Terus Memberikan Pembatasan pada Rusia

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Energodar dikendalikan oleh pasukan Rusia dan secara teratur mengalami serangan pasukan Ukraina.

Misi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Rafael Grossi, mengunjungi lokasi tersebut pada awal September.

IAEA menyerukan pembentukan segera zona aman di sekitar pabrikZaporizhzhia untuk mencegah kemungkinan 'insiden nuklir' yang memicu permusuhan.***

Editor: Rosi Maria

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X