10 Warga Sipil Terluka Gegara Serangan Dekat Zaporizhzhia, Rusia Dituduh Jadikan PLTN Pangkalan Militer

- Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:18 WIB
10 warga sipil terluka gegara serangan dekat Zaporizhzhia, Rusia dituduh jadikan PLTN pangkalan militer. (Global Look Press / Dmytro Smolyenko)
10 warga sipil terluka gegara serangan dekat Zaporizhzhia, Rusia dituduh jadikan PLTN pangkalan militer. (Global Look Press / Dmytro Smolyenko)

SINAR HARAPAN - MENJELANG kunjungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, para pejabat Ukraina mengatakan sedikitnya 10 warga sipil terluka akibat serangan pada Minggu, 28 Agustus 2022 malam.

Warga sipil terluka dalam penembakan oleh pasukan Rusia di daerah pemukiman dekat PLTN Zaporizhzhia.

"Dua dari orang-orang ini telah dirawat di unit perawatan intensif dan berada dalam kondisi kritis," kata Dmytro Orlov, walikota Enerhodar yang diduduki di Ukraina tenggara, tempat pembangkit listrik tenaga nuklir lewat Telegram.

Operator nuklir Ukraina Energoatom baru-baru ini mengklaim bahwa empat karyawan pembangkit listrik tenaga nuklir masuk ke dalam daftar korban terluka.

Baca Juga: Perwakilan Rusia di PBB Minta Amerika Kembalikan Uang yang 'Diambil' Selama 20 Tahun Pendudukan di Afghanistan

Ukraina menuduh pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sebagai pangkalan militer.

Sementara Moskow menyatakan bahwa kehadiran militernya di fasilitas itu adalah untuk menjaga keamanan PLTN itu.

Administrasi pendudukan Enerhodar dan kementerian pertahanan Rusia, menyalahkan penembakan yang terjadi pada pasukan Ukraina.

Kementerian pertahanan mengklaim bahwa 'artileri Ukraina menembakkan delapan peluru kaliber besar ke daerah pemukiman kota' dan bahwa dua peluru meledak di dekat PLTN.

Baca Juga: Pentagon Sebut Rusia Kesulitan Dapatkan Tentara untuk Perang, Banyak Rekrutan Baru Tua dan Kurang Pelatihan

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan lewat akun Twitter Senin, 29 Agustus 2022 pagi waktu setempat, delegasi pengawas nuklir PBB sedang 'dalam perjalanan' ke pembangkit listrik itu.

Para ahli mengatakan kekhawatiran tentang konsekuensi dari pembangkit yang terputus dari jaringan Ukraina.

Sebelum perang, pembangkit nuklir memasok lebih dari seperlima kebutuhan listrik Ukraina.***

Editor: Rosi Maria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Putin Dijadwalkan Berkunjung ke Turki, Ada Apa?

Kamis, 30 Maret 2023 | 07:58 WIB

Medvedev: Kiamat Nuklir Makin Dekat

Kamis, 23 Maret 2023 | 23:35 WIB
X