Jadi Korban Penusukan, Hati Salman Rushdie Rusak dan Masih Bertahan dengan Ventilator di New York

- Minggu, 14 Agustus 2022 | 09:20 WIB
Usai Jadi Korban Penusukan, Hati Salman Rushdie Rusak dan Masih Bertahan dengan Ventilalor di New York (Instagram/@hyderabad24x7news)
Usai Jadi Korban Penusukan, Hati Salman Rushdie Rusak dan Masih Bertahan dengan Ventilalor di New York (Instagram/@hyderabad24x7news)

SINAR HARAPAN - SALMAN Rushdie diberitakan masih berjuang untuk bertahan dengan ventilator di New York.

Seorang pejabat dari kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka tidak memiliki informasi tambahan tentang penusukan itu.

"Kami tidak tahu apa-apa tentang masalah ini, jadi kami tidak akan berkomentar," kata pejabat itu kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim seperti dikutip dari Al Jazeera.

Hizbullah didukung oleh Iran, yang pemimpin tertinggi sebelumnya, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengumumkan dekrit agama pada tahun 1988 yang menyerukan umat Islam untuk membunuh Salman Rushdie karena penistaan ​​​​atas bukunya The Satanic Verses.
Baca Juga: Pemerintah Ghana Umumkan Tak Ada Lagi Kasus Virus Marburg dalam 42 Hari Terakhir

Dia menawarkan lebih dari USD3 miliar untuk siapa saja yang bersedia membunuh Salman Rushdie.

Terduga penyerang diidentifikasi oleh polisi sebagai Hadi Matar, 24, dari New Jersey.

Dia didakwa pada hari Sabtu dengan percobaan pembunuhan dan penyerangan.

Matar dan keluarganya berasal dari kota Yaroun di Lebanon selatan, kata Wali Kota Ali Tehfe.

Tehfe mengatakan orang tua Matar beremigrasi ke Amerika Serikat dan Matar lahir dan dibesarkan di sana.

Baca Juga: PBB Dukung Denuklirisasi Korea Utara, Sebut Itu Tujuan Penting dalam Mencapai Keamanan dan Stabilitas Kawasan

Rushdie diterbangkan ke rumah sakit dan menjalani operasi Jumat malam.

Agennya, Andrew Wylie, mengatakan bagian hatinya yang rusak, saraf di lengannya terputus, dan matanya kemungkinan besar akan hilang.

Pemerintah Iran belum secara resmi mengomentari serangan itu.

Namun di ibu kota Iran, beberapa orang yang bersedia berbicara dengan The Associated Press memuji serangan yang menargetkan seorang penulis.

Mereka yakini penulis itu menodai iman Islam dengan bukunya tahun 1988. Di jalan-jalan Teheran, gambar mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini masih mengintip orang yang lewat.

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Berbagai Sumber, aljazeera

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X