SINAR HARAPAN--Penulis novel The Satanic Verses Salman Rushdi ditikam di atas panggung dalam sebuah acara di New York, Jumat, 12 Agustuis 2022. Ia menderita luka tusuk di lehernya dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Seorang pria terlihat bergegas ke panggung di Chautauqua Institution di negara bagian New York barat dan menyerang Rushdie saat dia diperkenalkan, kata seorang saksi mata. Seorang polisi yang hadir di acara itu menahan penyerang itu, kata polisi.
Rushdie dibawa dengan helikopter ke rumah sakit tetapi kondisinya belum diketahui, kata polisi
Polisi setempat mengonfirmasi bahwa Rushdie ditikam setidaknya sekali di leher, dan setidaknya sekali di perut. Polisi mengidentifikasi tersangka pada Jumat malam sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey.
“Rushdie diterbangkan ke trauma center lokal dan saat ini masih menjalani operasi," kata Mayor Polisi Negara Bagian
New York Eugene Staniszewski kepada wartawan Jumat sore.
Dia menambahkan bahwa tersangka tidak memiliki "indikasi motif" pada tahap penyelidikan yang sangat awal ini.
Gubernur
New York Kathy Hochul juga mengatakan Rushdie masih hidup dan mendapatkan perawatan yang dia butuhkan di rumah sakit setempat.
Rushdie, yang lahir dalam keluarga Muslim India, telah menghadapi ancaman pembunuhan untuk novel keempatnya, The Satanic Verses, yang menurut beberapa Muslim berisi bagian-bagian yang menghujat. Novel tersebut dilarang di banyak negara dengan populasi Muslim yang besar setelah diterbitkan pada 1988.
Iran juga menawarkan hadiah lebih dari US$3 juta untuk siapa saja yang dapat membunuh Rushdie. Pemerintah Iran telah lama menjauhkan diri dari keputusan Khomeini, tetapi sentimen anti-Rushdie tetap ada.
Kelompok advokasi dan politisi di AS dan Inggris mengecam insiden itu pada Jumat. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Rushdie
ditikam "saat menjalankan hak yang tidak boleh berhenti kita pertahankan".
Pen America, asosiasi penulis yang mempromosikan kebebasan berekspresi, yang sebelumnya dipimpin oleh Rushdie, menggambarkan serangan itu sebagai serangan terencana.