Malaysia Airlines Penerbangan 17 sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh di Ukraina timur oleh pasukan Rusia pada 17 Juli 2014.
Penembakan itu terjadi saat invasi dan pendudukan Rusia ke Krimea sedang terjadi. Ada total 298 penumpang dan awak kapal, tidak ada yang selamat. 193 penumpang berasal dari Belanda.
Presiden Ukraina saat itu Petro Poroshenko menyebutnya terorisme atas nama Rusia.
Sementara itu di Rusia, media pemerintah mengklaim bahwa pesawat Malaysia itu ditembak jatuh oleh jet Su-25 Angkatan Udara Ukraina.
Baca Juga: Zelensky Pecat Kepala Dinas Keamanan dan Jaksa Tinggi Ukraina Atas Tuduhan Bekerja Sama dengan Rusia
Zelensky mengatakan pada hari Minggu bahwa bahkan pada tahun 2014—selama invasi Krimea dan Jet Malaysia ditembak jatuh—Rusia sedang dalam perjalanan untuk menjadi negara teroris.
"Ini akan menjadi hari penghakiman bagi Rusia. Dan tidak dalam arti kiasan, bukan sebagai ucapan keras, tetapi secara harfiah," kata Zelensky.***
Artikel Terkait
Update! Rangkuman Terkini Serangan Militer Rusia di Ukraina Senin, 27 Juni 2022
Dituduh Tak Mematuhi Polisi, Rusia Tangkap Politisi Oposisi yang Menentang Kremlin
Rusia Hormati Indonesia, Nyatakan 'Tak Peduli' pada Kehadiran Zelensky di KTT G20 Bali
Khawatir Ada Serangan pada Anggotanya, NATO Adopsi Konsep Strategi Baru: Rusia Ancaman, China Pesaing
RI Siap Jembatani Komunikasi Rusia dan Ukraina, Jokowi: Saya Telah Menyampaikan Pesan Zelensky untuk Putin
Nyatakan Kesiapan Penuhi Permintaan Pertanian RI, Putin: Rusia Siap Penuhi Permintaan Pupuk Negara Sahabat
Disebut Melakukan Kejahatan Perang, Rusia Dituduh Menculik dan Menawan 8 Walikota Ukraina
Kota Lysychansk Dikuasai Rusia, Zelensky Harapkan Barat Kirim Senjata Jarak Jauh
Menlu AS Ajak Tekan Rusia dalam Pertemuan G20, Peringatkan China untuk Tak Membantu dalam Peperangan
Menlu Rusia: Indonesia Mungkin Mengabaikan Upaya untuk Memblokir Rusia dari Acara KTT G20 di Bali