SINAR HARAPAN - Menteri Kerja Sama Regional Israel, Esawi Freij, mengatakan pada Sabtu, 16 Juli 2022 bahwa dia berharap warga minoritas muslim di negaranya dapat terbang langsung ke Arab Saudi.
Tujuannya, untuk menjalankan ibadah haji tahun depan. Harapan itu dikemukakan setelah kerajaan mengisyaratkan keterbukaan baru saat menjamu presiden as joe biden.
Pada Jumat, Riyadh mengatakan wilayah udaranya akan terbuka untuk semua maskapai termasuk perpanjangan de facto hak terbang untuk pesawat Israel.
Baca Juga: Kemenlu Palestina Kecam Proyek Kereta Gantung Israel yang Akan Dibangun Dekat Masjid Al Aqsa
Sebelumnya pesawat Israel hanya untuk tujuan ke Teluk dan berbagai rute ke Asia.
Menurut Freij, keputusan Saudi menunjukkan upaya yang didorong AS agar berbagai negara menjalin hubungan yang lebih normal 'menuju tahap yang sangat maju'.
Diharapkan hal ini yang dapat 'mengubah mimpi menjadi kenyataan' bagi para Muslim seperti dirinya.
Baca Juga: Seorang Remaja Palestina Berusia 15 tahun Tewas Ditembak Militer Israel di Tepi Barat
"Saya percaya bahwa, dalam setahun, warga Muslim Israel akan dapat terbang dari Ben Gurion (bandara dekat Tel Aviv) ke Jeddah dan dari sana ke Makkah untuk menjalankan ibadah haji," kata Freij kepada stasiun penyiar publik, Kan.
Tapi dia menolak untuk mengungkapkan dasar dari prediksi tersebut. Juga tidak ada komentar langsung dari Riyadh.
Pekan lalu, Freij mengatakan dia telah meminta Arab Saudi untuk mengizinkan penerbangan langsung Tel Aviv-Jeddah bagi jamaah calon haji.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Kamis bahwa izin tersebut sedang diusahakan.
Freij mengatakan, Arab Saudi sebenarnya telah lama menerima jamaah calon haji dari Israel, tetapi mereka harus melakukan perjalanan melalui negara ketiga.
Mereka harus mengeluarkan dengan biaya sekitar 11.500 dolar AS (sekitar Rp172 juta) untuk selama seminggu.
Baca Juga: PBB: Bukan dari Palestina, Israel Melepaskan Tembakan yang Menewaskan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Sementara jamaah calon haji dari negara-negara tetangga Arab Saudi hanya membayar sekitar setengah dari jumlah tersebut.
Arab Saudi, negara tempat kelahiran Islam, tidak mengakui Israel, dan mengatakan bahwa mereka harus menyelesaikan masalah Palestina terlebih dahulu.***
Artikel Terkait
UAE Cegat Rudal Houthi Saat Presiden Israel Berkunjung
Amnesti Internasional: Israel Terapkan ‘Apartheid‘ pada Palestina
Inggris Kejar Kesepakatan Perdagangan Lebih Baik dengan Israel
PM Israel-Presiden AS Bahas Soal Iran, Ukraina dan Rusia
Israel Mulai Izinkan Wisatawan Masuk Terlepas Status Vaksinasi
Erdogan: Turki Siap Buka Kerja Sama Energi dengan Israel
Putin dan PM Israel Bicarakan Situasi di Ukraina, Nyatakan Akan Terus Berdialog
Blinken Hadiri KTT Arab-Israel, Bahas Masalah Perjanjian Nuklir Iran dan Ukraina
Pria Bersenjata Menembak Membabi Buta di Kota Ultra Ortodoks Israel, 5 Orang Tewas
Seorang Wartawati Al Jazeera Tewas oleh Tembakan Tentara Israel di Tepi Barat